Tompi melanjutkan pendidikan sekitar tahun 2006, di saat kariernya menanjak. Ia merasa tak sulit membagi waktu bekerja sebagai dokter dan bekerja sebagai penghibur. Baginya, menyanyi adalah hobi.
“Sejak awal saya ke Jakarta memang ingin menjadi dokter. Selesai S1 saya sempat kerja di beberapa rumah sakit baru kemudian melanjutkan S2 dengan pilihan spesialisasi bedah plastik,” ujar Tompi.
Alasan mengambil pendidikan S2 bedah plastik, Tompi merasa saat masih dokter umum harus mempelajari banyak penyakit. Termasuk penyakit dalam dan kandungan
“Tapi saya adalah pengagum seni, karena itu saya memilih S2 bedah plastik,” katanya.
Setelah menyandang spesialis bedah plastik, ia bisa fokus di satu bidang kedokteran. “Dengan menjadi spesialis berartikan saya sudah nggak pegang di luar bedah plastik. Kalaupun misalnya ada yang tanya tentang diare, saya nggak bisa banyak bantu,” ujar lelaki kelahiran 22 September 1978 ini.
Tompi masih menjalani praktik sebagai dokter spesialis bedah plastik si sebuah rumah sakit di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Di luar itu ia masih bisa melakukan aktifitasnya sebagai seorang penyanyi.
3. Vidi Aldiano Bergelar S2 Bisnis di Universitas Manchester
Penyanyi Oxavia Aldiano atau Vidi Aldiano mengaku jika meraih gelar master (S2) adalah mimpinya sejak kecil. Ia sadar jika era sekarang tak hanya butuh gelar sarjana saja untuk berkompetisi.
Vidi sempat menyelesaikan kuliah S1 Jurusan Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada 4 Mei 2009. Ia termasuk mahasiswa cerdas dengan raihan IPK 3,63 dengan waktu kuliah 3,5 tahun.
Setelah itu, ia mengambil S2 Jususan Bisnis di Universitas Manchester, Inggris, pada September 2013 dan dinyatakan lulus pada pertengahan 2014. Seharusnya Vidi wisuda pada Desember ini, namun ia memutuskan menunda wisuda tahun depan.
Pelantun lagu Nuansa Bening itu mengungkapkan, menjalani kuliah tidak semudah yang dikira. Usai wisuda S1 di UPH dengan predikat cum laude, ia langsung mengikuti berbagai bimbingan belajar untuk memperdalam matematika dan bahasa inggris. Ini dilakukan karena ia memilih universitas di luar negeri yang tes masuknya tergolong sulit.
"Setelah gue belajar G-mat, memperdalam bahasa Inggris, matematika akhirnya gue diterima di The University Of Manchester," kata Vidi semangat.
Jurusan yang dipilihnya pun tidak jauh dari kuliah S1 yang diambil, ia memilih jurusan bisnis agar bisa meneruskan usaha bapaknya yang bergerak di penjualan speaker dan sound system.
"Jadi penjualanmya bakal expand ke negara-negara di Eropa, seperti Jerman. Pas banget kan kalau gua lanjutan S2 ambil bisnis," ucap Vidi.
Mimpinya kuliah di Universitas Manchester tergapai sudah. Vidi mengatakan, universitas itu masuk 40 universitas top di dunia. Apalagi, menyelesaikan S2 di Universitas Manchester hanya butuh 1 tahun saja.