Suara.com - Melanie Subono langsung 'menyemprot' Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah melalui akun Instagramnya @melaniesubono setelah politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menulis cuitan yang telah dihapusnya lagi.
Fahri menyinggung tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan sebutan "babu".
"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." tulis Fahri.
Melanie, yang dikenal sebagai aktivis yang peduli pekerja migran, mengomentari cuitan Fahri dengan kata-kata yang cukup keras. Dia menulis:
"WAhai YANG TERHORMAT @fahrihamzah Mulut anda KETERLALUAN. GAJI anda dari orang orang ini!!!!! •
Menurut putri promotor Adrie Subono ini, pagi-pagi Fahri sudah cari perkara. Setelah diomeli netizen, katanya, Fahri langsung menghapus cuitannya.
"Tapi ini 2017 ada penyebutan lain, bukan BABU !!! dan orang2 ini berangkat kerja terhormat kok. Minimal mereka gak KORUP !!!!
"Andai ada lapangan kerja disini diprioritasin bukan asal reklamasi, gusur bangun pabrik ini itu yang menghabiskan lahan garap.
"Mereka juga akan kerja terhormat di rumah sendiri kok. #katamel #diarymel #malaikatbrengsek #nyalakantandabahaya #melaniesubono," tutup dia sambil membubuhi emoticon acungkan jari tengah.
Baca Juga: Seminggu Cerai, Melanie Subono Nangis dan Bicara ke Anjing
Politisi asal Nusa Tenggara Barat itu sudah memberikan klarifikasi atas tulisannya, setelah gelombang protes dialamatkan ke Twitternya.
"Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak"
"Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak"
Selain itu, Fahri juga meminta maaf kepada orang-orang yang telah marah kepadanya atas cuitan tersebut.
"Baiklah, Marah Aja terus..Gapapa..Aku minta maaf atas kemarahan kalian"
Melansir dari kamus besar Bahasa Indonesia, kosakata babu memiliki arti perempuan yang bekerja sebagai pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga.
Kemudian, sumber lain di internet menyebut kata "babu" (untuk perempuan) dan "jongos" (untuk laki-laki) biasanya dipakai di era kolonial Belanda sebelum perang kemerdekaan 1945.
Setelah era kemerdekaan, dua kata itu menghilang karena dipandang mengandung unsur antikemanusiaan yang berat. "Jongos" adalah lelaki yang bekerja di sektor publik mendapatkan bayaran berapapun nilanya.
Sedangkan "babu" adalah perempuan yang bekerja di sektor domestik dan tidak mendapat gaji.