Interview: Umay Shahab, Dari Bintang Cilik Jadi Musisi Folk

Minggu, 19 Agustus 2018 | 11:06 WIB
Interview: Umay Shahab, Dari Bintang Cilik Jadi Musisi Folk
Umay Shahab saat berkunjung ke redaksi Suara.com, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/8/2018) [Suara.com/Wahyu Tri Laksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Iya folk digabung orkestra, ada sama temen dibantuin. Tapi atas nama gue. Ada folk, ada orkestra, itu dua hal yang nggak sinkron ya. Tapi gimana caranya lu ngasih hal yang berbeda, jadi bagus juga. Jadi umpamanya kayak ngasih nasi padang dengan harga sejuta. Itu musik yang gue mau tampilin.

Lagunya cerita tentang apa?

Luka Semesta. Semesta itu cara berpikir dan imajinasi gue, anggap aja pikiran gue. Jadi gue menggambarkan imajinasi gue seperti semesta, besar kan. Jadi Luka Semesta ini, otak gua, psikis gua atau cara berpikir gue yang terluka.

Umay Shahab. (Ismail/Suara.com)
Umay Shahab. (Ismail/Suara.com)

Berapa lama bikin lagunya?

Mungkin karena gue sering bikin puisi. Gue kan suka baca-baca puisi ya, dan bikin beberapa kali. Jadi lumayan ada stok puisi. Terus cara-caranya sama kan, terus gue satu-satuin aja. Musik dan lirik cuma sehari lah bikinnya. Hari itu bikin notasi, hari itu bikin lirik. Jadi satu lagu.

Total ada berapa banyak lagu dibikin buat single?

Baru satu sih, tapi rencananya sih udah ada beberapa yang tahap proses.

Sudah manggung sebagai solois?

Udah sih, udah dua kali di Bogor sama Tangerang. Dan alhamdulillah responsnya bagus, bahkan mereka tuh udah paham kalau gue manggung diem dan mendegarkan dengan seksama. Pasti penonton bilang gini 'eh, diem-diem'. Karena gue pasti sebelum manggung tuh bilang tolong hayati lagunya dan dengarkan seksama, supaya bisa menikmati momen. Dan jangan mainin handphone. Dan mereka menghargai semua responsnya.

Baca Juga: Lima Manfaat Tak Terduga Mengangkat Kaki ke Tembok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI