Suara.com - Sosok Putra Siregar, pebisnis seluler dan YouTuber ini sempat ramai diperbincangkan. Lantaran diduga melakukan penjualan handphone ilegal dan tengah diusut Bea Cukai.
Terlepas dari kasus yang kini menjeratnya, Putra Siregar kini menjadi sosok yang viral. Ia dekat dengan sederet selebriti papan atas Tanah Air seperti Atta Halilintar hingga Raffi Ahmad.
Selain itu, pria yang baru menjajaki usia 26 tahun itu sudah menapaki kesuksesan. Ia baru saja mencetak rekor MURI pada Idul Adha lalu dengan menyembelih 404 hewan kurban.
Di balik keberhasilannya, Putra Siregar menyimpan masa lalu yang kelam.
Namun hal itu tak membuatnya terpuruk dan justru dijadikan motivasi hidup hingga sukses seperti sekarang.
![Portrait Pemilik PS Store Putra Siregar bersama istrinya, Septi di tokonya saat pemecahan Rekor Muri pemotongan sebanyak 404 hewan kurban di Condet, Jakarta Timur, Jumat (31/7). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/31/68049-putra-siregar-suaracomalfian-winanto.jpg)
Pria asal Medan ini pun berkisah mengenai masa kecil yang dilalui tanpa kehadiran orangtua kandung. Sementara ia pun berjuang bertahan hidup dengan bekerja serabutan.
Lebih lanjut, berikut wawancara Suara.com bersama Putra Siregar soal kehidupannya.
Seperti masa kecil yang dilalui Putra Siregar?
Saya lahir di Medan, tiga bersaudara dan saya paling tua. Punya dua adik, laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Interview: Kesha Ratuliu Bicara Repotnya Urus Pernikahan Saat Corona
Masa kecilnya bersekolah di Siantar. Saya punya mamak angkat yang sudah saya anggap sebagai orangtua.
Orangtua kandung kemana?
Orangtua saya bercerai, dan kata orang nama kandung ibu saya Epitamala. Tapi menurut kabar dia sudah meninggal. nama Ayah Imran Siregar, dia juga orang Medan katanya.
Saya nggak pernah lihat ibu sampai sekarang. Dari kecil nggak pernah ketemu orangtua kandung dan hidup di jalanan. Pekerjaannya nyemir sepatu dan jadi pengamen.
Langsung tinggal bersama orangtua angkat?
Iya, dari kecil nggak pernah dapat kasih sayang orangtua, nggak pernah lihat paras ibu. Dilemanya lama banget. katanya kan surga di bawah telapak kaki ibu, tapi saya nggak pernah lihat ibu saya gimana dong?