Suara.com - Penyanyi Agustin Oendari kembali merilis lagu terbaru berjudul "Telepon Terakhir". Ada kisah menarik di balik terciptanya lagu bernuansa pop sendu ini.
Agustin Oendari mengakui, lagu "Telepon Terakhir" tercipta usai ia berbincang dengan ayahnya di telepon. Perempuan yang biasa disapa Otin ini memang memiliki hubungan yang dingin dengan sang ayah.
"Aku dan ayah memang nggak terlalu akrab, karena kami berdua sama-sama keras kepala. Pada suatu hari yang random, hujan kayak badai, langit gelap banget, ayahku telepon dan kami berantem," kata Otin, seperti dalam rilis yang diterima Suara.com.
![Penyanyi Agustin Oentari alis Otin [dokumentasi pribadi]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/04/02/28899-agustin-oentari-alis-otin.jpg)
"Aku lebih banyak diam sampai teleponnya mati. Setelah itu, pikiranku kacau, ada banyak perasaan. Marah, sedih, kecewa, dan banyak perasaan yang sulit dihadapi," kata Agustin Oendari menambahkan.
Usai menelepon ayahnya, Agustin Oendari awalnya mengaku marah dan kecewa. Ide kreatifnya kemudian muncul dan amarahnya tersebut ditulis menjadi sebuah lagu.
Tapi entah mengapa, lagu yang dibuat Agubukan soal amarah. Tapi sebaliknya, rasa syukur. Otin bersyukur karena kejadian tersebut berlangsung di tengah pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda kesudahannya. Di tengah kondisi itu, Otin merasa beruntung karena masih memiliki keluarga yang lengkap dan dalam keadaan sehat.
"Waktu ini terjadi, kami masih sedang di tengah pandemi, di mana orang-orang yang kita sayang, bisa saja tiba-tiba hilang. Aku termasuk yang beruntung, karena sampai saat ini dituliskan, keluargaku masih lengkap dan sehat-walafiat. Tapi, gimana kalau ini terjadi kepada orang lain dan akhir kisahnya berbeda?," imbuh Otin.
Sebagai sebuah lagu, "Telepon Terakhir" menjadi sebuah pesan yang universal. Menurut Agustin Onedari, lagu ini juga mengisyaratkan sebagai perpisahan atau kehilangan, dalam berbagai bentuk yang mungkin terpikirkan.
"Putus sama pacar, berantem sama sahabat. pertengkaran dan kesalahpahaman. Patah hati yang nggak bisa selesai hanya dengan maaf. Atau kehilangan orang yang disayang untuk selamanya. Makanya kalau rindu, telepon aja. kita nggak pernah tahu kapan 'telepon terakhir' bakal tiba," ucap Otin.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Telah Mengubah Industri Musik, Termasuk di Indonesia
"Hingga di akhir lagu ini, aku menyelipkan doa dan permohonan baik. kalaupun ada yang harus disudahi walaupun tidak selesai, selalu ada kesempatan untuk mendoakan, 'semoga bahagia', tutur Otin.