Kalau di sana, kebanyakan arabica karena secara tinggi mdpl-nya memang sekitar 1200 ke atas, curah hujannya di sana tinggi banget jadi bagus. Setahun itu mereka bisa panen 4-5 kali.
Berapa hektar perkebunan di sana?
Saya nggak beli tanah, saya membantu petani di sana aja. Saya nggak mau bilang bahwa saya punya tanah di sana, buat saya tanah mereka ya tetap tanah mereka, saya bantu mengelola aja.
Memandang kopi beneran dengan kopi instan?
Konsumen peminum kopi di Indonesia banyak sekali. Sama halnya ready to drink di retail (instan) dan coffee shop (cold brew). Enggak ada batasannya. Semua kembali ke selera.
Lo sendiri biasa minum kopi yang gimana?
Kalau dulu tuh gue minum kopi sachet, makin ke sini ternyata kopi lebih daripada itu dan kita punya potensi itu, yaudah coba kita eksplor sama-sama lah.
Atikah suka kopi juga nggak sih?
Suka, suka, dia juga minum kopi tiap hari kaya saya. Tapi bikinan sendiri, kita masing-masing bikin kopi sendiri-sendiri karena kita punya preferensinya masing-masing.
Baca Juga: Interview: Khirani Trihatmodjo Siap Jadi Penerus Mayangsari
Kopi enak ala Rio?
![Rio Dewanto [Suara.com/Herwanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/01/10/24854-rio-dewanto-suaracomherwanto.jpg)
Subjektif. Kalau saya bikin kopi tergantung mood sih. Soalnya saya di rumah juga punya alat kopi banyak gitu, jadi ganti-ganti aja nyesuain mood.
Kopi favorit lo sendiri?
Filosofi kopi lah pasti, haha.
Memandang industri kopi yang menjamur saat ini?
Kalau aku lihat sih banyak ya kedai kopi yang tetap buka dan dari tahun 2015 sampai sekarang. Saya sudah bilang bahwa perjalanan kopi tuh cukup panjang sampai ke saat ini. Jadi, indonesia punya potensi yang luar biasa, ya semoga aja trend ini bukan cuma bertahun 10 tahun, bisa jadi 20-30 tahun sampe cucu-cucu kita.