Bekerja secara virtual untuk perusahaan asing
Di Bali, Aryo, bekerja sebagai 'visual effects (VFX) artist', termasuk di sebuah rumah produksi film di Jakarta selama empat tahun.
Menurutnya banyak sineas di Indonesia seperti dirinya yang masih kurang dihargai, baik dari segi gaji atau jam kerja.
"Di industri VFX Indonesia banyak yang lembur-lembur sampai jam 3 pagi [tanpa dibayar]," katanya.
Aryo kemudian berusaha mencari lowongan kerja sebagai 'freelance' di perusahaan asal luar negeri dan sejauh ini ia sudah dipekerjakan perusahaan Amerika Serikat dan Kanada.
Perbedaan waktu memang jadi tantangannya, tapi Aryo mengaku tertarik dengan tawaran gaji yang lebih besar, serta keseimbangan antara waktu kerja dan istirahat, atau 'work-life balance', yang lebih baik.
Menurut Aryo, gaji di perusahaan asing "tidak bisa dibandingkan" dengan di Indonesia karena mereka bisa membayar pemula 10 kali lipat lebih tinggi.
"Attitude [perilaku] orang luar lebih apresiatif, ibaratnya saya sama superior saya, biar pun dia lebih tinggi jabatannya tapi saya tetap merasa dia bagian dari tim, bukan kasarnya kayak majikan," katanya.
"Kita diapresiasi sebagai seniman, bukan mesin perusahaan. Soal lembur itu pilihan dan kalau ambil, nanti akan dibayar."
Aryo mengatakan mungkin tidak semua perusahaan di luar punya budaya kerja yang sama, tapi dari pengalamannya bekerja untuk perusahaan Indonesia dan Kanada "lumayan berbeda jauh".
Baca Juga: Bocah SD Animator Sempat Viral, Bikin Karya Spesial Rayakan Kemerdekaan RI
Menurut Aryo, animator asal Indonesia sudah terbukti tidak kalah hebat.