Prabowo juga sempat mendirikan Detasemen Khusus 81, yakni Satuan Elit Anti Teror Kopassus. Lalu, pada tahun 1995, ia dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen) dipercaya menjabat Komandan Jenderal Kopassus. Adapun tugas pertamanya, operasi pembebasan Mapenduma yang menjadi sandera OPM.
Usai tak lagi bergelut di ranah kemiliteran, Prabowo mulai menekuni dunia bisnis bersama sang adik, Hashim Sujono Djojohadikusumo. Keseriusan ini membuatnya memiliki usaha di berbagai sektor. Mulai dari migas, pertambangan, pertanian, kehutanan, hingga perikanan.
Sementara karier politik Prabowo, dimulai saat ia bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2004. Saat itu, ia juga mencalonkan diri sebagai capres dari Golkar. Sayangnya, ia disingkirkan oleh Wiranto. Lalu, pada 2008, ia membuat terobosan.
Ia bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon, Muchdi Purwoprapandjono, dan yang lainnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Prabowo pada 2009 maju sebagai cawapres Megawati Soekarnoputri, namun gagal.
Lalu, pada pemilihan 2014 dan 2019, Prabowo maju sebagai capres. Namun lagi dan lagi, dirinya dua kali dikalahkan Joko Widodo (Jokowi). Meski begitu, ia dipercaya menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) karena memiliki pengalaman di bidang ini.