Popularitas Coldplay kian meledak selepas album A Rush of Blood to the Head pada tahun 2002 dan X&Y pada tahun 2005.
Selaras dengan nama band, Chris Martin cs juga memiliki cerita proses kreatif yang unik kala menentukan judul lagu-lagunya.
Sebagai contoh, Chris Martin menuliskan lagu romantik berjudul "Yellow" karena terinspirasi dari halaman yang berwarna kuning.
Di balik kesuksesan Coldplay, rupanya ada sosok manajer bernama Phil Harvey. Chris Martin bahkan menyebut nama sang manajer sebagai member kelima.
Nama Phil Harvey juga diabadikan dalam catatan kaki untuk setiap album band Coldplay semenjak Viva la Vida and All His Friends tahun 2008.

Grup band Coldplay juga diketahui menaruh perhatian terhadap isu krisis iklim dan isu kemanusiaan di Palestina.
Semenjak Maret 2022 lalu, band asal Inggris itu mengubah konsep konser musik mereka menjadi ramah lingkungan.
Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya seperti menggunakan energi kinetik, surya, dan minyak goreng bekas sebagai sumber daya listrik konser mereka.
Di samping itu, para personil grup band Coldplay juga menggunakan pesawat komersil alih-alih jet pribadi yang tidak ramah lingkungan.
Baca Juga: Konser di Indonesia, Coldplay Tak Perlu Kantongi SKCK dari Negara Asal
Untuk isu kemanusiaan Palestina, grup band Coldplay sempat mengunggah video dari lagu "Freedom for Palestine" di akun Facebook mereka dan mengajak para penggemarnya mendukung lagu itu.