"Pada 1993, tanah itu dibeli secara kolektif dan akhirnya menjadi milik yayasan," kata pengacara dari perwakilan pondok pesantren Al Anshar, Sedekah Gunawan di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Senin (11/3/2024).
Saat membeli, tanah itu dibuat atas kepemilikan Saepuloh, perwakilan yayasan.
Namun karena saat itu ayah Atta Halilintar menjadi pimpinan di pondok pesantren, kepemilikan kemudian berganti atas namanya.
"Terbitlah sertifikat atas nama beliau. Tapi tetap, tanah tersebut aset yayasan," jelas pengacara pondok pesantren.