Melalui adegan-adegan hitam putih, Anda bisa menyadari bahwa trauma itu ada di sana. Anda bisa menemukan trauma itu hidup di antara Nyonya M. dan keponakannya, Nyonya M. dan Cu Li, ataupun Nyonya M. dan suaminya yang telah mati.
Bahkan Anda bisa menemukan trauma itu hidup di antara Nyonya M. dan seorang pria muda beramput pirang. Kehadiran pria muda beramput pirang ini sempat membuat saya tergocek dan penasaran dengan hubungan apa yang mereka miliki.
Pria ini adalah seorang pelayan di sebuah kafe para lansia yang kerap dikunjungi Nyonya M. Menyaksikan kesendirian Nyonya M., pria ini menemani perempuan paruh baya yang tengah mengarungi pelarian tersebut.
Ia memandu Nyonya M., menari bersama, berbicara dan bertatapan mata, dan dekat dengan Cu Li. Apapun itu--hubungan yang mereka miliki terasa begitu spontan dan tidak intensional.
Pada salah satu adegan, Nyonya M. meminta pria ini menemaninya hadir dalam pernikahan sang keponakan. Namun pria ini menolak dan mempertanyakan kejelasan soal 'hubungan yang mereka jalani'.
Saya pun bertanya, hubungan apa? Untungnya, Pham Ngoc Lan sebagai sutradara bersedia berbagi dengan saya soal pandangan mengenai cinta.
Kepada Suara.com, Pham Ngoc Lan tidak mengutarakan secara lugas mengenai hubungan Nyonya M. dan pria muda berambut pirang. Menurut Pham, hidup adalah sesuatu yang kompleks.
"Pada film ini, saya menunjukkan betapa kompleksnya kehidupan. Saya percaya bahwa hidup itu kompleks dan kita tidak bisa membatasi diri kita pada satu kesimpulan (yang sama)," tutur Pham Ngoc Lan dalam acara Alternativa Film Awars and Festival 2024 di XXI Empire, Yogyakarta pada Minggu (27/11/2024) lalu.
"Keindahan di balik hubungan mereka (Nyonya M.) dan pria muda berambut pirang) adalah bahwa hubungan mereka akan selalu menjadi misteri. Mereka tidak benar-benar memahami satu sama lain atau bagaimana mengekspresikan perasaan mereka. Menurutku di kehidupan sehari-hari, cinta itu adalah kesatuan dari banyak hal. Cinta tidak hadir dalam sekejap, terkadang memerlukan waktu. Aku sangat mengagumi kompleksitas seperti ini," katanya menyambung.
Baca Juga: Review Jujur Dark Nuns: Film Horor Kok Bikin Ngantuk
Pria muda berambut pirang dalam film ini berakhir meninggalkan Nyonya M. namun perannya tidak akan tergantikan. Ia adalah pelarian yang tidak sia-sia.

Bagaimana Mengucapkan Perpisahan
Nyonya M. ingin mempertahankan Cu Li yang semakin hari semakin sekarat. Namun keponakannya tidak menyukai kehadiran Cu Li di rumah mereka.
Cu Li adalah obat afrodisiak bagi Nyonya M., alasan untuk bertahan. Namun bagi keponakannya, Cu Li tak lebih dari seekor kukang kerdil yang sakit-sakitan.
Keponakannya tahu bahwa penyakit yang ada di tubuh Cu Li itu bukan penyakit fisik. Itu adalah rasa sakit yang dialami oleh jiwa Nyonya M. yang dititipkan dan disimpan rapat di tubuh Cu Li.
Keponakannya tahu bahwa kehadiran Cu Li tidak akan menyembuhkan apa yang salah di rumah mereka. Ia meminta Nyonya M. untuk memilih antara dirinya dan Cu Li.