Suara.com - Kasus korupsi Pertamina benar-benar membuat publik tercengang. Apalagi setelah data besaran gaji Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan yang mencapai miliaran Rupiah bocor ke publik.
Doadibadai Hollo atau Badai jadi salah satu orang yang tidak habis pikir dengan praktek korupsi di tubuh Pertamina. Ia heran karena orang bisa sebegitu serakahnya saat sudah berurusan dengan uang.
"Gaji Rp1,8 miliar, itu masih korupsi. Gimana dengan orang yang gajinya cuma Rp30 ribu, Rp50 ribu per hari?," tanya Badai di kawasan Senayan, Jakarta baru-baru ini.
Dengan gaji miliaran Rupiah per bulan, seseorang mestinya sudah bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan. Badai tak tahu lagi, apa yang dicari Riva Siahaan dan kawan-kawan lewat korupsi bahan baku BBM jenis Pertamax.
"Saya bingung gitu, sebenernya pejabat-pejabat ini ngapain sih? Apa sih yang kalian cari ini?," kata Badai.
Bagi Badai sendiri, ia diperkirakan baru bisa mendapat pemasukan sebesar itu setelah menghasilkan 200 lagu. Dengan catatan, semua royalti lagu dibayarkan utuh sesuai standar harganya.
"Gue biar dapet Rp1,8 M itu harus bikin lagu 200 biji tuh, biar dapet royalti segitu. Itu dia sebulan dapet segitu. Kacau udah pokoknya," terang Badai.
Besar harapan Badai untuk Presiden Prabowo Subianto benar-benar serius memberantas korupsi selama masa kepemerintahannya. Jangan ada lagi kasus-kasus kecurangan yang melibatkan instansi BUMN, yang uang gajinya saja diambil dari pajak masyarakat.
"Saya mendukung sekali, pemerintah pak Prabowo membersihkan orang-orang ini. Supaya kita sebagai rakyat ini, kan kita bayar pajak, kita juga jadi distributor devisa kepada negara," harap Badai.
Baca Juga: Mahfud MD Canda Soal Doa SPBU, Netizen Justru Kecewa: Itu Kasus Waktu Bapak Jadi Menteri
![Doadibadai Hollo atau Badai saat datang ke kantor Suara.com, Kamis (23/1/2025) [Suara.com/Hyoga Dewa Murti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/27/49911-doadibadai-hollo-atau-badai.jpg)
Riva Siahaan dan kawan-kawan bisa merugikan negara sampai Rp193 triliun per tahun. Bisa dibayangkan, berapa banyak kerugian negara yang timbul sejak kecurangan dimulai di 2018.
Pun di kalangan masyarakat yang diduga memanfaatkan Pertamax oplosan untuk kegiatan sehari-hari, total kerugian mereka juga sudah tidak terhitung lagi. Mulai dari besar pengeluaran setiap bulan untuk Pertamax oplosan, hingga kerusakan mesin yang diduga timbul dari pemakaian BBM tersebut.
Badai sendiri termasuk salah satu konsumen Pertamax yang mengalami kerusakan mesin mobil imbas dugaan penggunaan bensin oplosan. Tahun lalu, Badai sampai harus menjual mobilnya karena kelewat sering masuk bengkel gara-gara kinerja mesin yang tidak normal.