Suara.com - Video Siti Badriah yang perlihatkan ia tak tahan dengan rasa gatal di tubuhnya viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di salah satu akun gosip, terlihat Siti Badriah menggaruk-garuk bagian betisnya. Ia terlihat begitu frustasi akibat gatal yang tak tertahankan.
Aksi Sibad, sapaan akrab Siti Badriah, direkam oleh sang suami, Krisjiana Baharudin.
Dalam video tersebut, perempuan yang tengah hamil anak kedua itu tampak menggaruk betis hingga ke bagian paha.
Melihat tingkah sang istri, Krisjiana tak bisa menahan diri untuk memberikan komentar yang bernada bercanda.
"Kenapa sih si bunting ini gagatret mulu. Buntingnya budug," ujar Krisjiana dalam video tersebut.
Mendengar ucapan suaminya, Siti Badriah langsung bereaksi dan protes dengan nada bercanda pula.
"Eh, buntingnya budug? Ini buntingin anak kamu," balas Siti Badriah.
Krisjiana semakin iseng dengan memperlihatkan bagian lengan istrinya yang terlihat dipenuhi bentol-bentol akibat gatal.
Baca Juga: 7 Artis Kena Body Shaming Saat Hamil, Siti Badriah Dibilang Kudisan
"Seluruh badan budugan. Baruduk, guys. Budug buntingnya. Gimana dong?" lanjut Krisjiana sambil tertawa.
Namun, meskipun dibawa bercanda, kondisi yang dialami Siti Badriah bukanlah hal yang sepele.
Ia bahkan mengungkapkan bahwa rasa gatal yang dialaminya membuatnya berpikir untuk berhenti hamil lagi.
"Ya udah dua aja cukup. Cukup dua aja. Udah," ujar Siti dengan nada tegas.

Pernyataan Sibad itu hanya ditanggapi dengan tawa oleh sang suami.
Video interaksi Sibad dan sang suami mendapatkan banyak respons dari warganet.
Banyak dari mereka yang membagikan pengalaman serupa ketika hamil, di mana tubuh mereka juga mengalami rasa gatal yang luar biasa.
"Sama kayak dulu waktu aku hamil anak ke-2. Rasanya pengen garuk-garuk terus," tulis seorang warganet.
"Aku juga dulu gatelan pas hamil, parah banget, bahkan sampai lahiran masih terasa," ujar warganet lainnya.
"Aku sampai sekarang setelah lahiran kalau malam masih sering gatal," tambah seorang netizen.
Beberapa warganet juga mengungkapkan bahwa rasa gatal tersebut biasanya berkaitan dengan perubahan hormon selama kehamilan.
"Hormon itu gatel tapi nggak nampak. sama waktu aku juga gitu trisemester satu dan dua sumpah effort banget," terang warganet.
Ada juga juga warganet menyebutkan bahwa kondisi tersebut bakal kembali normal setelah melahirkan.
"Nanti habis lahiran biasanya hilang," terang warganet.
Namun, di balik candaan dan dukungan yang diberikan oleh suaminya, Siti Badriah mengungkapkan bahwa ia sempat mengalami perundungan dari warganet.
Beberapa orang membandingkan kondisi kulitnya yang mengalami perubahan akibat kehamilan dengan artis lain yang tetap terlihat cantik saat hamil.
Dalam curhatannya, Sibad mengaku sempat merasa tidak nyaman dengan komentar-komentar negatif tersebut.
"Sempat insecure banget karena perubahan hormon saat hamil anak kedua ini. Baru kurus, tiba-tiba gendut lagi. Dari mulus, tiba-tiba budug sebadan-badan," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada tubuhnya bukanlah sesuatu yang bisa ia kendalikan.
Kehamilan, terutama pada trimester akhir, sering kali menyebabkan perubahan besar pada tubuh wanita, termasuk kondisi kulit yang lebih sensitif, munculnya stretch mark, hingga gatal-gatal yang luar biasa.

Beruntung, meskipun banyak warganet yang memberikan komentar negatif, sang suami justru terus memberikan dukungan penuh dan menguatkannya. Krisjiana Baharudin memastikan bahwa kondisi ini hanya sementara dan yang terpenting adalah kesehatan sang istri serta bayi dalam kandungan.
"Bersyukur punya suami yang selalu kasih support positif buat istrinya. Makasih sudah selalu nyadarin dan nguatin kalau ini cuma sementara," imbuhnya.
Siti Badriah juga mengingatkan bahwa perubahan tubuh saat hamil adalah hal yang wajar dan setiap ibu hamil memiliki pengalaman yang berbeda. Yang terpenting adalah bagaimana mereka tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan bayinya.
Dengan berbagai komentar dan dukungan dari para penggemarnya, diharapkan Siti Badriah bisa lebih percaya diri dan menikmati masa kehamilan anak keduanya meskipun harus menghadapi perubahan hormon yang cukup ekstrem.