"Buset gaji Jogja di Jakarta. Ini mah pembunuhan terencana," komentar akun @senorwences***.
"Bilangin temenmu bang, kalo gak sanggup ngegaji dengan layak jangan belaguan hire orang," sahut akun @red_tob***.
"Gak ditulis gaji tapi kompensasi. Maksudnya kompensasi selama 1 jobdesk apa 1 bulan. Yang kaya gini kalau depnaker kerja bener, gak bakal terjadi sih," sindir akun @masihmagang***.
"2 juta 200 disuruh jadi sosmed strategis, analis, admin, content planner, belom ngedit sama shooting, jangan lupa bikin story board, copy writing dll. 4 platform pula. Modyar," kata akun @nonalon***.
"Pantesan dukung omnibus law," timpal akun @tershanjun***.

Dicari jejak digitalnya, Soleh Solihun rupanya meminta masyarakat berpikir ulang mengenai UU Ciptaker atau Omnimbus Law.
"Seringkali, yang bikin saya gak ikut mengutuk pengusaha yang kurang memerhatikan kesejahteraan karyawannya adalah kenyataan bahwa pembantu di rumah saya gajinya masih di bawah UMR," cuitnya pada Oktober 2020.
Soleh Solihun pun sudah terbiasa bekerja lebih dari delapan jam ketika jadi wartawan tanpa uang lembur.
Hingga berita ini ditulis, Soleh Solihun belum menuliskan cuitan baru atau menanggapi komentar-komentar tersebut.
Baca Juga: Lowongan Kerja Tamatan SMA di Medan, Update Hingga 20 Oktober 2024
Perusahaan yang lokernya dibagikan Soleh Solihun adalah PT Kembang Potensi Indonesia.