Curhat Cinta Jadi Lagu: Clara Riva Ciptakan Karya dari DM Penggemar

Ferry Noviandi Suara.Com
Jum'at, 18 April 2025 | 19:20 WIB
Curhat Cinta Jadi Lagu: Clara Riva Ciptakan Karya dari DM Penggemar
Clara Riva. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyanyi dan penulis Clara Riva punya ide unik dan menarik dalam memperkenalkan karyanya ke publik.

Berbeda dari biasanya, Clara membuat program curhatan buat publik bertajuk #hatilara.

Program ini hadir sebagai ruang aman bagi siapa pun yang ingin mencurahkan isi hati mereka, terutama seputar kisah percintaan, melalui DM Instagram Clara Riva dengan menyertakan tagar #hatilara dan #curhatinlaguclara.

Clara, yang dikenal dengan lirik-lirik lagu penuh perasaan, menjadikan kisah-kisah nyata dari para pengikutnya sebagai inspirasi untuk menciptakan karya musik.

Hingga kini, sudah tiga episode #hatilara ditayangkan, masing-masing memuat satu curhatan yang diolah menjadi lagu pendek dengan nuansa personal dan emosional.

Setiap kisah diangkat dengan penuh empati, menciptakan koneksi yang kuat antara Clara dan para pendengarnya.

Tak hanya berhenti di situ, pengalaman mendalam dari membaca dan mendalami curhatan demi curhatan juga menjadi benih lahirnya lagu terbaru Clara yang berjudul "Waktunya Pas".

Lagu ini mengangkat tema yang sangat relevan dan dekat dengan banyak orang. Pertanyaan klasik yang sering muncul di usia tertentu: "Kapan menikah?"

Baca Juga: Vadesta Meminta Doa Restu Untuk Cinta Masa Depan dalam Single Terbaru Anagata

"Waktunya Pas" juga menjadi keresahan banyak generasi muda yang sering dihadapkan pada tekanan sosial terkait pernikahan.

Terlebih di hari lebaran yang dipertemukan dengan keluarga besar, dan salah satu pertanyaan yang selalu muncul adalah tentang pernikahan.
Lagu ini dikemas dengan lirik yang jujur dan aransemen yang menyenangkan.

Lagu "Waktunya Pas" dijadwalkan rilis tepat hari ini, Jumat (18/4/2025), dan Clara berharap lagu ini bisa menjadi penguat bagi siapa pun yang masih mencari waktu terbaiknya dalam mencintai dan menjalani hidup.

Clara Riva merilis lagu "Waktunya Pas" bertepatan dengan kisruh royalti yang diperjuangkan oleh Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI).

ASKI beranggotakan para musisi dan komposer ternama seperti Ahmad Dhani, Piyu Padi Reborn, Badai, Rieka Roslan, Posan Tobing, Ari Bias dan lainnya.

ASKI memperjuangkan hak mereka, karena royalti yang selama ini mereka dapatkan sangat jauh dari harapan.

Salah satu yang dituntut AKSI adalah sistem royalti direct lisence. Sistem tersebut dianggap paling pas, karena royalti yang diterima dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) tidak bekerja maksimal.

Musisi sekaligus pencipta lagu Doadibadai Hollo atau Badai di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (28/2/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Musisi sekaligus pencipta lagu Doadibadai Hollo atau Badai di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (28/2/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Menurut Badai, daripada sibuk mempermasalahkan royalti yang bertahun-tahun didapat dengan besaran nominal di bawah ekspektasi, Badai mengajak pencipta lagu lain untuk fokus saja ke pokok perkara tentang performing rights.

"Perlu diingat, yang sedang diperjuangkan ini bukan sekadar nilainya yang besar. Yang sedang kami perjuangkan ini adalah masa depan, perubahan metode pembayaran dari performing rights," kata Badai dalam sebuah wawancara, baru-baru ini.

Ya, Badai bersama Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) akan tetap mengajukan direct license atau pembayaran langsung atas jatah royalti performing rights.

Alasannya sederhana, para pencipta lagu termasuk Badai belum bisa menaruh kepercayaan ke lembaga manajemen kolektif (LMK) untuk urusan pendistribusian royalti.

Setahu Badai, LMK sampai sekarang belum punya sistem yang tepat untuk mendata seluruh pemasukan pencipta lagu dari performing rights.

"Kami menilai, LMK belum punya metode yang memadai. Sehingga laporan-laporannya juga bisa dianggap tidak relevan dengan pendapatannya," jelas Badai.

Sementara untuk sistem pembayaran baru yang Badai tawarkan bersama AKSI, seluruh urusan perizinan dan royalti performing rights bisa lewat sistem online.

"Metode yang mereka pakai masih manual. Kami ingin supaya live performance ini diubah metode teknologinya, menjadi direct license. Di mana pencipta lagu bisa terima (royalti) langsung," ujar Badai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI