"Jangan buru-buru keluar, di dalam dulu diselesaikan. Kalau ke luar pun dipilih siapa yang harus saya curhati, yang adil. Bukan memihak padanya," katanya.
Menurutnya, curhat kepada lawan jenis bukanlah hal yang sepenuhnya dilarang, asalkan menjaga niat dan adab.
"Tapi kalau curhat hanya untuk mencari kelegaan hati itu mencari penyakit. Mohon maaf, kalaupun yang Anda curhati adalah orang berjubah lebih besar dari saya tetap laki-laki," jelas Buya Yahya.
"Laki-laki itu pengen selalu jadi sok pahlawan, kalau ada orang curhat langsung nasihati. Udah mulai kalimatnya 'adik yang baik hati, yang tersayang' sudah mulai iblisnya masuk," lanjutnya.
Dia juga menegaskan bahwa curhat yang berlarut-larut justru bisa menjadi celah masuknya godaan.
"Curhat wajar, selesai ya selesai. Dua tahun (curhat) apa? Iblis itu yang kasih bisikan macam-macam. Menyelesaikan masalah dua tahun itu artinya dia tidak bisa menyelesaikan masalah," tegasnya.
Buya memperingatkan bahwa jika seseorang mengajari untuk menjauh dari pasangan, itu bisa jadi pertanda niat buruk.
"Kalau sudah mengajari jauh itu ada racun di baliknya. Hati-hati walau dia berjubah besar dia punya syahwat apalagi kalau Anda wanita sukses, punya kecantikan, punya kekayaan," katanya.
Dia juga menyebut bahwa curhat yang berulang dengan membicarakan kejelekan pasangan bisa dikategorikan sebagai bentuk pengkhianatan.
Baca Juga: Fakta Baim Wong Pernah Pakai Narkoba Dibahas Lagi, Paula Verhoeven Juga?
"Wanita solehah tidak benar kalau curhat terus-terusan, ada khas. Kalau sudah mengarah kepada sesuatu yang tidak baik, Anda punya suami, itu khianat. Setiap hari ngomongin kejelekan suami," ujarnya.
Buya menambahkan, baik yang curhat maupun yang dicurhati sama-sama harus memiliki niat yang benar dan segera merujuk pada pihak yang benar-benar bisa membantu.
"Curhat dengan kaum pria harus waspada, ingat Anda harus niat yang benar. Kalau bukan bagiannya jangan langsung jawab, Anda antarkan ke ahlinya," pungkasnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah