Suara.com - Kepergian Iffet Veceha Sidharta atau Bunda Iffet benar-benar memberikan pukulan batin bagi para personel Slank.
Tak terkecuali bagi sang vokalis, Akhadi Wira Satriaji atau Kaka, yang mengenang sosok Bunda Iffet layaknya ibu sendiri.
"Bunda itu mamaku, yang nggak pernah menyerah sama kebandelanku, kebodohanku, kekurangajaranku," ungkap Kaka usai pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025).
Bunda Iffet sebegitu berpengaruhnya bagi hidup Kaka dan para personel Slank lain. Tak jarang, perempuan 87 tahun terkesan ikut campur dalam keseharian mereka.
"Dia segitu in charge-nya ke kehidupan kami. Bunda selalu berusaha untuk mencampuri urusan kami, walaupun sedikit," terang Kaka.
![Iffet Veceha Sidharta atau Bunda Iffet. [Instagram/iffetvecehaveceha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/27/36864-iffet-veceha-sidharta-atau-bunda-iffet.jpg)
Kaka bahkan sempat tergganggu dengan cara Bunda Iffet mencampuri berbagai urusan dalam hidupnya.
"Waktu itu, mungkin aku sadarnya dia kayak annoying," aku Kaka.
Namun semakin bertambahnya usia, Kaka jadi sadar bahwa campur tangan Bunda Iffet banyak memberikan manfaat untuk kepribadiannya.
"Ternyata, keras kepalanya Bunda ternyata bermanfaat. Paling nggak buat hidupku pribadi lah. Keukeuh memperjuangkan aku, keukeuh memperjuangkan Slank untuk bisa sembuh," papar Kaka.
Baca Juga: Idealisme Musisi Senior Dibandingkan Band Sukatani, Perbedaan Latar Belakang Bak Bumi dan Langit
Kini, sosok Bunda Iffet sudah tiada. Kaka tak yakin Slank bisa menemukan figur baru pengganti Bunda Iffet yang selama ini jadi pelindung mereka.
"Kalau lo mau cari manager, atau cari penasehat, ya nggak ada lagi sih," keluh Kaka.
Kaka belum pernah melihat figur manajer atau penasehat yang benar-benar memikirkan artisnya seperti Bunda Iffet.
"Penasehat, terus ya, seorang ibu. Aku pikir, yang basic-nya sama seperti yang bunda punya ya nggak ada lagi," tutur Kaka.
Bunda Iffet punya semangat besar untuk memperjuangkan artis-artisnya. Hal itu juga yang dulu pernah dirasakan para personel GIGI hingga Anang Hermansyah.
"Bunda tidak pernah akan menyerah sama anak-anaknya," tegas Kaka.
![Suasana pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/27/99141-suasana-pemakaman-bunda-iffet.jpg)
Sebagai informasi, Bunda Iffet meninggal dunia pada Sabtu malam pukul 22.42. Kabar duka tersiar juga lewat media sosial, salah satunya dari unggahan Adib Hidayat di X.
"Duka cita mendalam atas berpulangnya Bunda Iffet, ibu dari Bimbim @slankdotcom pada Sabtu 26 April 2025 dalam usia 87 tahun," demikian bunyi tulisan Adib Hidayat.
Bunda Iffet sempat dirawat di rumah sakit sejak Senin (21/4/2025) lalu, karena tidak kunjung bangun dari tidurnya di hari itu.
"Hari Senin pagi, tiba-tiba tidur nggak bangun-bangun. Biasanya jam 8-9 tuh udah naik kursi roda ke rumah sebelah, berjemur, tapi ini nggak bangun-bangun. Takut kan kami, akhirnya kami bawa ke rumah sakit," ungkap Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim, yang juga putra Bunda Iffet.
Namun pada Selasa (22/4/2025), Bunda Iffet sudah siuman lagi. Layaknya seperti orang sehat, Bunda Iffet bisa bercanda dengan anggota keluarga yang menemani di rumah sakit.
"Besoknya bangun, ngoceh-ngoceh. Cerita-cerita, semua dipanggilin, ketawa-ketawa," jelas Bimbim.
Sampai di hari keenam perawatan, atau tepatnya pada Sabtu (26/4/2025), Bunda Iffet harus masuk ruang perawatan intensif.
"Sama dokter rumah sakit dievaluasi kan, kenapa. Sebenarnya di hari kedua nggak ada apa-apa. Tapi begitu hari keenam ya, harus masuk HCU," papar Bimbim.
Bimbim setelahnya melanjutkan cerita soal keputusan keluarga memulangkan Bunda Iffet, yang diambil atas permintaan perempuan 87 tahun sendiri.
"Di situ, dua hari sebelumnya juga, udah minta pulang. Akhirnya kami berembuk, ya udah pulangin aja deh," jelas Bimbim.
![Suasana pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/27/19788-suasana-pemakaman-bunda-iffet.jpg)
Keputusan keluarga sebenarnya sempat tidak direkomendasikan oleh dokter yang menangani Bunda Iffet. "Kata dokter, resikonya mungkin nggak sampai rumah," beber Bimbim.
Namun, Bunda Iffet bersikeras ingin pulang ke rumah, yang ternyata hanya ingin berpamitan sebelum berpulang menghadap ke Sang Pencipta.
"Bunda di situ bertahan, seperti yang dia mau, sampai rumah. Masih ada 2 jam untuk pamit ya, kemudian meninggal," kata Bimbim.
Tidak ada penjelasan pasti dari Bimbim, mengenai penyakit apa yang diidap Bunda Iffet sampai ajal datang menjemput.
"Riwayat orang tua aja ya. Kadang-kadang gula naik, kadang-kadang darah tinggi gitu sih. Umur sih, 87 kan," pungkas Bimbim.