Lita Gading Tak Terima Dedi Mulyadi Dijuluki Gubernur Konten: Yang Penting Kerja Nyata

Kamis, 01 Mei 2025 | 17:35 WIB
Lita Gading Tak Terima Dedi Mulyadi Dijuluki Gubernur Konten: Yang Penting Kerja Nyata
Psikolog Lita Gading. (YouTube/Dr. Lita Gading)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Terus dijawabnya juga keren banget, katanya dia sudah bisa menghasilkan untuk iklan hanya mengeluarkan Rp 3 miliar saja dari yang biasanya Rp 50 miliar untuk iklan dan bekerjasama dengan para media," jelas Lita Gading.

Lita Gading lantas curhat orang lain juga sering bertanya-tanya soal pekerjaannya, karena lebih sering terlihat membuat konten di media sosial.

Namun, Lita Gading tak menjelaskan secara detail pekerjaannya. Lita hanya mengatakan dirinya bisa keliling dunia dan menghasilkan banyak uang setiap harinya dari konten yang dibuatnya.

"Sama eike juga gitu pak. Orang lain gak tahu pekerjaan saya itu apa. Yang jelas pekerjaan saya keliling dunia dengan berdasarkan konten saya dan setiap harinya saya dapat berapa. Itu dari hasil konten pak," lanjutnya.

Karena itu, Lita Gading bertanya-tanya hasil kinerja Gubernur Kalamtan Timur tersebut dan asal-muasal uang yang dimilikinya.

"Sekarang bapak sudah menghasilkan apa? Uangnya dari mana?" tanyanya.

Menurutnya, celetukam Rudy Mas'ud soal gubernur konten tersebut tak memberikan edukasi apapun. Meskipun sifatnya hanya bercanda, sikap tersebut juga dinilai tak pantas di forum resmi bersama Menteri Dalam Negeri dan pejabat tinggi lainnya.

"Janganlah ngeledek gitu. Mungkin dia hanya bercanda, tapi tidak tepat. Secara komunikasi Anda kurang tepat, janganlah bicara seperti itu lagi," ujarnya.

Sementara itu, Lita Gading menilai Dedi Mulyadi sebagai gubernur sudah paling bagus karena sering melihat langsung masalah di lapangan dan menemui masyarakatnya secara langsung.

Baca Juga: Baim Wong Cium Wanita Lain Pakai Lidah, Nikita Mirzani Minta Maaf ke Paula Verhoeven

Menururnya, cara kerja Dedi Mulyadi menggambarkan pemimpin sesungguhnya. Karena sekarang, tak zaman lagi pemimpin bergaya sok parlente dan selalu dilayani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI