Suara.com - Musisi Rayen Pono mengapresiasi Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) RI yang memproses aduannya terhadap Ahmad Dhani dengan cepat.
Ahmad Dhani menjalani sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik pada Rabu, 7 Mei 2025.
Namun begitu, Rayen Pono rupanya tak senang dengan sanksi yang dijatuhi untuk Ahmad Dhani. Menurutnya, sanksi berupa teguran dan kewajiban meminta maaf merupakan hal yang cukup remeh.
"Diputuskan bahwa Ahmad Dhani itu melakukan pelanggaran kode etik anggota DPR RI, terkait itu saya apresiasi," kata Rayen Pono kepada wartawan saat dihubungi viar telepon pada Rabu.
"Tapi terkait sanksi buat saya ini remeh temeh. Jadi MKD yang isinya orang-orang super sibuk itu harus berkumpul dan menyiapkan waktu untuk ngajarin bagaimana anggota DPR RI minta maaf, logikanya seperti itu," ucapnya menyambung.

Dari kejadian ini, Rayen Pono semakin melihat bahwa Ahmad Dhani merupakan orang yang arogan. Pentolan grup Dewa 19 tersebut baru bisa mengucap kata maaf setelah diperintah oleh MKD.
"Jadi Ahmad Dhani seperti diajarin dalam sidang ini 'harus minta maaf'. Dari situ kapasitasnya Ahmad Dhani kita jadi tahu, bahwa orangnya sangat arogan. Jadi saya tidak happy dengan sanksinya," tutur Rayen.
Lelaki 42 tahun tersebut masih berharap Ahmad Dhani mendapatkan sanksi lebih besar. Rayen khawatir sikap buruk Dhani, sapaannya, kemarin dicontoh oleh para penggemarnya.
"Saya berharap ada sanksi yang lebih berat, karena Dhani adalah salah satu figur besar, pemusik juga yang hari ini juga anggota DPR," terangnya.
Baca Juga: Maia Estianty Tak Banyak Mengatur soal Pernikahan Al Ghazali: Sponsor Tapi Enggak Ngerecokin
"Dia punya basis massa, dia punya daya pengaruh besar untuk generasi, jadi kalau sampai hari ini dia tidak pernah meminta maaf karena dia merasa bersalah jadi akhirnya generasi bisa berpikir bahwa apa yang dilakukan Ahmad Dhani sah-sah aja gitu," tambah Rayen.