Kursi bergaya French Louis yang elegan dipadukan dengan kursi transparan Louis Ghost, memberikan kesan klasik sekaligus modern.
Semuanya diletakkan di atas lantai bermotif batik poros "Dodotan," motif batik yang sarat makna spiritual dan adat Jawa.
Sementara itu, penjor, hiasan bambu melengkung khas Bali, dihadirkan dalam bentuk unik dan artistik.
Ini menjadi simbol doa dan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas penyatuan dua insan dari latar belakang yang berbeda.
Atmosfer Sakral di Tengah Alam Bali

Lokasi akad nikah Luna dan Maxime yang berada di perbukitan Ubud menciptakan atmosfer syahdu dan spiritual yang kuat.
Alam menjadi saksi bisu atas janji suci yang diucapkan, sekaligus menjadi bagian dari dekorasi alami yang tak tergantikan.
Dari ketinggian, seluruh dekorasi tampak membaur harmonis dengan lanskap sekitar, seakan-akan menyatu dalam satu tarikan napas kehidupan.
Karpet anyaman melati yang membentang di jalur masuk, kursi akrilik bening untuk para tamu.

Rangkaian mawar dan amaranthus di sekitar panggung menambah nilai artistik sekaligus keintiman suasana pernikahan mereka.
Baca Juga: Luna Maya dan Maxime Bouttier di Mata Desa Maya: Cocok, Semua seperti Anak Kecil
Refleksi Cinta Luna Maya dan Maxime Bouttier
Dekorasi dalam pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier bukan hanya pemanis visual, tetapi juga cerminan dari perjalanan cinta mereka, latar belakang keluarga, serta keyakinan yang mereka junjung.