Lebih Kalem di Polemik Royalti, Anji: Saya Fokus Berkarya dan Percintaan Saja

Jum'at, 27 Juni 2025 | 15:55 WIB
Lebih Kalem di Polemik Royalti, Anji: Saya Fokus Berkarya dan Percintaan Saja
Anji. [Instagram]

Suara.com - Musisi Anji akhirnya angkat bicara soal kisruh royalti performing rights yang belakangan kembali menjadi sorotan di industri musik Tanah Air.

Namun, tak seperti biasanya yang ikut bersuara lantang setiap ada kegaduhan di industri musik, kali ini, pelantun Dia tersebut justru memilih untuk diam.

Menurut Anji, polemik yang muncul saat ini sudah terlalu riuh dan penuh kepentingan kelompok. Situasi yang terlalu "bising" tersebut membuatnya enggan ikut terlibat lebih jauh.

Terlebih, Anji berujar bahwa dia sudah pernah cukup vokal menyuarakan isu yang sama sejak beberapa tahun lalu.

"Sebenernya apa yang terjadi hari ini tuh terlalu bising menurut saya. Saya juga sebenarnya salah satu yang menyumbang kebisingan ini di awal-awal. Saya sudah ngomongin ini dari tahun 2015, semuanya tercatat di jejak digital," kata Anji saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan baru-baru ini.

Namun berbeda dengan sikapnya di masa lalu, kali ini Anji memilih untuk menarik diri dari hingar-bingar polemik tersebut.

Musisi Anji [Instagram/duniamanji]
Musisi Anji [Instagram/duniamanji]

Mantan vokalis grup Drive tersebut menilai perdebatan yang terjadi saat ini bukan lagi fokus pada penyelesaian masalah, melainkan justru semakin menguatkan sekat-sekat antar kelompok dalam industri musik.

"Belakangan ini saya malah jadi kayak 'ya sudah deh'. Karena sudah terlalu bising, terlalu ribut, dan terlalu kubu-kubuan gitu. Termasuk saya juga kan sebenarnya ada di salah satu asosiasi ya," ungkap Anji.

Anji menyoroti bahwa permasalahan royalti sebenarnya bisa diselesaikan secara sederhana, asalkan semua pihak mau duduk bersama dan mengedepankan empati.

Baca Juga: Nasib Miris Anji saat Lagunya Sering Dibawakan Penyanyi: Royalti Performing Rights Nol Rupiah

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Perdebatan mengarah ke perbedaan tafsir aturan yang dinilainya masih abu-abu.

"Kalau kita bicara dari sisi undang-undang, dari sisi aturan, enggak ketemu. Karena memang aturannya abu-abu. Jadi pihak ini yang besar bicaranya dari sisi ini, pihak lain juga begitu. Terus dibentrokin," jelas Anji.

Padahal menurutnya, dua kubu yang saling berseberangan itu seharusnya bisa bersatu dan fokus menyoroti pihak yang benar-benar memiliki kuasa atas sistem, termasuk lembaga yang mengatur dan menerima aliran dana royalti.

"Yang ini nih, yang bikin sistem, yang mengawasi sistem, yang dapet uang, yang ini, yang itu, ini sebenernya yang perlu kita serang juga. Ya walaupun dibutuhkan empati seperti tadi. Empati, pengertian, etika. Duduk bareng sih," tegasnya.

Saat ini, Anji memilih untuk fokus pada hal-hal yang menurutnya lebih penting dalam hidupnya.

Anji [Instagram]
Anji [Instagram]

Anji tengah sibuk menata kembali kehidupan percintaannya dan fokus melahirkan karya-karya baru.

"Jadi kalau sekarang saya lagi fokus sama karya saya, sama hidup saya, sama percintaan, kalau ada. Jadi, itu aja," imbuhnya.

Latar Belakang Kisruh Royalti dan Hak Cipta

Polemik royalti performing rights mencuat sejak 2024. Para pencipta lagu merasa pembagian royalti yang mereka dapatkan dari penampilan penyanyi tak sebanding.

Hal ini menyebabkan sejumlah penyanyi yang tergabung dalam VISI (Vocalist Indonesia) menggugat Undang-Undang Hak Cipta ke Mahkamah Konstitusi.

Mereka menilai sistem distribusi royalti lebih menguntungkan pencipta lagu, sementara penyanyi sering tidak mendapat bagian yang adil.

Sebaliknya, para pencipta lagu, termasuk yang tergabung dalam Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), justru mengkritik kinerja Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan menuntut hak untuk menjalankan skema lisensi langsung (direct licence).

Di tengah polemik tersebut, Anji menjadi satu dari sedikit musisi yang secara terbuka mengungkap kondisi real terkait royalti yang tak kunjung dia terima, meski lagu-lagunya terus diputar dan dibawakan banyak penyanyi di berbagai panggung hiburan.

Kisruh ini menggambarkan ketidakseimbangan yang masih terjadi dalam ekosistem musik Indonesi, antara pencipta, penyanyi, dan lembaga pengelola hak cipta.

Selama regulasi dan sistem distribusi belum diperbaiki, para musisi seolah hanya bisa berharap pada keajaiban atau sekadar panggung sendiri demi mendapatkan hak dari karya mereka sendiri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI