Suara.com - Siapa tak kenal Ariel NOAH? Vokalis kharismatik ini tak hanya dikenal dengan suara emasnya, tetapi juga sebagai pencipta lagu-lagu hits yang melekat di hati jutaan penggemar.
Namun, pernah kah terbesit di benak Anda, berapa sebenarnya royalti yang diterima seorang Ariel sebagai pencipta lagu?
Mengingat saat ini, Ariel juga ikut memperjuangkan proses penyaluran royalti yang lebih baik ke para pencipta lagu.
Baru-baru ini, dalam program What's Up di kanal YouTube Kementerian Hukum RI, Ariel NOAH secara gamblang membongkar seluk-beluk pendapatan royalti yang ia terima, dari masa kejayaan Peterpan hingga era digital saat ini.
Pria bernama lengkap Nazril Irham ini mengungkapkan bahwa nominal royalti yang ia dapatkan sangat fluktuatif.
"Nominalnya bisa sangat variatif ya sebetulnya," ujarnya memulai perbincangan.
![Ariel NOAH membongkar seluk-beluk pendapatan royalti yang ia terima melalui YouTube Kementerian Hukum RI. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/30/19123-ariel-noah.jpg)
Ariel menjelaskan, di awal karier Peterpan, royalti yang diterima terbilang fantastis, meski tidak ia rinci berapa besarannya.
"Waktu awal-awal sudah pasti besar. Waktu pertama kali dulu Peterpan gitu," kenangnya.
Namun, era digital dan perubahan perilaku konsumen sedikit banyak mengubah peta pendapatan royalti bagi para pencipta lagu.
Baca Juga: Sempat Bersitegang Soal Royalti, Piyu Padi Reborn: Saya dan Fadly Sudah Beresin
Lonjakan pendapatan dari royalti baru Ariel rasakan ketika NOAH melakukan aransemen ulang lagu-lagu lama Peterpan.
"Ada masa beberapa tahun yang lalu, sekitar 2022 tuh, kami mengaransemen ulang si lagu-lagu Peterpan yang lama, dengan aransemen baru. Nah, pas lagi masa itu, naik lagi," jelasnya.
Cerita Ariel menunjukkan bagaimana inovasi dan penyegaran karya dapat kembali mendongkrak pendapatan royalti.
Sebaliknya, jika sebuah lagu sudah lama dan tidak ada aktivitas promosi atau aransemen baru, pendapatan royalti cenderung menurun drastis.
"Nah, tapi kalau lagunya udah lama, ya pasti turun sih. Jadi, itu akan sangat tergantung. Kalau misalnya tiba-tiba kami keluarin lagu baru, lagu lama tuh bisa naik lagi pendapatannya. Tapi kalau misalnya nggak ngapa-ngapain, ya pasti akan turun dan lumayan drastis pasti," ungkap Ariel.
Lebih lanjut, Ariel membeberkan jenis royalti yang paling banyak ia kantongi.
"Royalti paling besar, mungkin karena lumayan banyak iklannya, dari mekanikal yang lebih besar sih sebetulnya, selain penjualan," bebernya.
Satu hal yang wajar, mengingat Ariel adalah salah satu musisi yang tumbuh di era penjualan CD dan kaset fisik.
"Dulu kan mechanical tuh pasti dari penjualan CD dan fisik gitu ya. Kalau sekarang, karena memang sistemnya DSP, streaming itu, memang sangat-sangat berbeda sih. Sama fisik itu jauh banget," kata Ariel.
Pendapatan Ariel dari royalti mekanikal pun sudah pasti lebih besar dari royalti performing, yang sering diperdebatkan saat ini.
Hal lumrah juga menurut Ariel, karena tidak semua lagu populer mudah dinyanyikan ulang oleh orang lain di panggung.
"Ya ada juga lagu-lagu yang orang lebih senang dengerin aja, tapi untuk bawain di panggung tuh kayak mungkin susah," terangnya.
"Jadi akhirnya tetap mechanical juga, bukan yang performing. Apalagi kalau yang mechanical ini dipakai iklan, kebanyakan menarik tuh," lanjut Ariel.

Masalah distribusi royalti performing juga yang kini jadi akar keributan beberapa penyanyi dan pencipta lagu.
Sebut saja seperti Ahmad Dhani dengan Once Mekel, Badai dan Kerispatih, Posan Tobing dengan Kotak, hingga mereka yang berujung ke pengadilan seperti kasus Ari Bias melawan Agnez Mo.
Ariel pribadi, meyakini bahwa sebagian besar pencipta lagu yang kini bermasalah dengan performing rights mereka, punya cerita yang hampir sama dengan apa yang ia alami.
"Mesti di cek tuh ke penciptanya. Kalau performing-nya segitu (kecil), apakah di mekanikal juga segitu, apakah performing yang dari restoran dan segala macamnya juga segitu," pungkasnya.