Namun medan yang curam, cuaca berkabut, dan keterbatasan akses membuat proses evakuasi terhambat.
Tim SAR gabungan dibantu oleh relawan seperti Agam Rinjani terus menyisir lokasi hingga akhirnya jenazah Juliana ditemukan dalam kondisi tak utuh pada 24 Juni 2025 dan berhasil dievakuasi ke atas keesokan harinya.
Agam Rinjani sendiri dikenal sebagai pemandu gunung berpengalaman sekaligus relawan vertical rescue yang telah puluhan kali mengevakuasi korban di Rinjani.
Namanya mendunia setelah aksi heroiknya menuruni jurang untuk mengevakuasi jenazah Juliana Marins secara manual, tanpa bantuan helikopter.
![Pengakuan Agam Rinjani Saat Menemukan Juliana Marins: Kepala Retak, Sudah Mati di Tempat[YouTube Curhat Bang Denny Sumargo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/02/67444-agam-rinjani.jpg)
Di Brasil, Agam dijuluki pahlawan dan mendapat ribuan ucapan terima kasih lewat Instagram, menuju sekitar 1,6 juta pengikut.
Adapun atas jasanya, warga Brasil menggalang donasi untuk Agam dan kini sudsh terkumpul sebesar ~451.000 real atau sekira Rp1,3-1,5 miliar, digunakan untuk pengadaan alat SAR dan program reboisasi di Rinjani.
Namun Agam menegaskan, dia tidak meminta donasi dan dana tersebut akan dikelola untuk kepentingan tim, bukan pribadi.