Untuk meyakinkan penonton, Yama tidak main-main. Ia mendedikasikan waktu khusus untuk belajar menari dari nol.
Yama Carlos sadar betul bahwa untuk bisa terlihat sebagai penari andal, dibutuhkan latihan intensif dan pemahaman mendalam.
"Terima kasih kepada sutradara dan produser karena sudah memberikan saya waktu belajar kurang lebih satu bulan," tutur Yama Carlos.
Proses adaptasi ini tidaklah mudah. Ia harus melatih tubuhnya yang terbiasa dengan gerakan cepat dan eksplosif menjadi lemah gemulai dan penuh penjiwaan, sesuai dengan kaidah tari tradisional.
"Belajarnya susah, tubuh saya terbiasa merespons hal-hal yang cepat (action) tapi ini harus seperti (lemah gemulai), jarinya lentik," kata nominator FFI ini.
Lebih dari sekadar gerakan fisik, Yama Carlos juga menyelami esensi dari tarian itu sendiri. Ia menemukan bahwa menari adalah sebuah ritual yang memiliki ruh dan nyawanya sendiri, terutama saat diiringi musik yang mendukung.
"Menari itu kan apa ya, ya semua juga harus butuh penjiwaan. Ada unsur ritualnya, kesakralannya, ada nyawanya di situ, ada ruhnya di situ. Apalagi ketika sudah melakukan dengan iringan musiknya, wah itu semuanya beda rasanya," ucap Yama memaparkan.
Lalu, seperti apa cerita selengkapnya? Silakan nonton di bioskop karena film ini sudah tayang sejak 3 Juli 2025.
Baca Juga: Aslinya Penakut, Febby Rastanty Malah Foto Bareng Makhluk Halus Saat Syuting Film Narik Sukmo