Suara.com - Komika Tretan Muslim menyoroti kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Cidahu, Sukabumi.
Terbaru dia mengomentari sikap yang diambil Staf Khusus (Stafsus) Menteri HAM Thomas Harming Suwarta.
Stafsus Menteri HAM ini menjadi penjamin penangguhan penahanan 7 tersangka kasus pembubaran paksa retret pelajar Kristen dan perusakan rumah singgah yang dijadikan tempat retret.
Alasan penangguhan penahanan pada pra tersangka ini untuk kemudian dilakukan upaya penegakan hukum dilakukan secara profesional, proporsional dan berkeadilan.
Melihat sikap pihak Kementerian HAM seperti itu, Tretan Muslim menjadi bingung.
Ini karena kasus pembubaran dan perusakan rumah yang dijadikan untuk retret pelajar Kristen dinilai melanggar HAM.
Namun Kementerian HAM lewat Stafsusnya justru menjadi penjamin penangguhan penahanan tersangka.
Tretan sampai meminta penjelasan kepada siapa saja yang paham hukum untuk memberikan pandangan terhadap hal tersebut.
"Buat temen-temen yang kuliah jurusan hukum tolong bantu jelasin dong emang bisa pelanggaran HAM dijamin kementerian HAM?" tulisnya sambil mengunggah ulang video pernyataan Stafsus Thomas Harming.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegas di Sukabumi: Ini Rumah, Bukan Gereja! Langsung Transfer Rp 100 Juta
Komika 34 tahun itu kemudian menuliskan jika dirinya bertanya itu dengan menyindir.
"Bertanya dengan nada lembut selembut hati orang-orang Sukabumi yang ternyata salah paham dan selembut hati stafsus bapak Thomas Harming yang jadi penjamin," pungkasnya.

Beberapa netizen juga bereaksi hal sama dengan Tretan Muslim yang cukup heran dengan sikap sang stafsus.
"Kementerian terlucu jatuh kepada Kementerian HAM," komentar netizen.
"Tiap tahun ada aja terobosan komedinya," komentar netizen lain.
"Ganti aja pancasila ke 5. Keadilan bagi seluruh rakyat Mayoritas," timpal lainnya kesal.
Ada juga yang menyoroti beberapa orang dalam video itu yang bertepuk tangan saat sang stafsus menyatakan ingin menjadi penjamin penangguhan penahanan tersangka.
"Ada tepuk tangan? Kocak," komentar netizen.
"Mereka bertepuk tangan karena berhasil menyelamatkan mayoritas," celetul lainnya menimpali.
Kementerian HAM bukan kali ini saja menjadi guningan publik karena sikap dan pernyataannya.
Sebelumnya, Menteri HAM Natalius Pigai menuai pro kontra dengan program-program kerjanya.
Misalnya saat dirinya minta anggaran untuk Kementerian HAM dinaikkan dari Rp60 miliar menjadi Rp20 triliun. Kemudian ingin menambah 2.544 pegawai.
Menteri HAM dianggap kerap blunder dalam memberikan pernyataan di depan publik.
Dia sempat dituding rasis dengan Suku Minang karena pernyataannya di sosial media.
Dia menyebut orang Minang adalah sosok anti Pancasila.
Makanya netizen menganggap apa yang dilakukan Stafsusnya jadi sama kocaknya.
"Mentri HAM aja lucu kok, apalagi kementriannya lebih lucu lagi," celetuk netizen.

Dalam postingan lainnya, Tretan Muslim sempat mengunggah video perusakan tempat retret pelajar Kristen dengan tanda salib yang dirusak oleh tersangka.
Tretan pun memberikan saran pada umat Kristen untuk lain kali melakukan acara keagamaan di negara lain.
"Saran kepada jamaah pendeta @yerry_pattinasarany klo retret di Sentinel Island aja," tulisnya.
Netizen lain terlihat setuju dengan Tretan karena kebanyakan orang Indonesia belum cukup toleran soal perbedaan agama.
"Harusnya nyanyi-nyanyi lagu rohaninya pakai bahasa Arab pasti aman," celetuk netizen.
"Itu makanya sekarang harus bisa bedain mabok agama sama orang yang benar-bener taat ibadah," komentar yang lain.
Ada juga netizen yang mengaku dari kampung tersebut yang memang masyarakatnya belum toleran.
"Itu di kampung saya Cak mama Saya Asli dri Girijaya Cidahu cuma udah masuk Kristen.. Memang tidak boleh ada kegiatan-kegiatan rohani orang Kristen adapun gereja ada d Kec Cicurug. Mama saya tiap mau pulang ke kampung sendiri harus pake kerudung..daerahnya dingin banget adem pisan karna di bawah kaki gunung Salak tapi kalo ada orang Kristen jadi panas," komentar netizen itu.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah