suara hijau

Mesin Tukar Sampah Jadi Uang Mulai Diuji di SMAN 2 Sukabumi: Bagaimana Cara Kerjanya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2025 | 11:14 WIB
Mesin Tukar Sampah Jadi Uang Mulai Diuji di SMAN 2 Sukabumi: Bagaimana Cara Kerjanya?
Mesin Tukar Sampah Jadi Uang. (Dok. Feri Latief untuk British Council)

Suara.com - Kota Sukabumi menghadapi krisis pengelolaan sampah. Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi tahun 2024 mencatat produksi sampah harian mencapai 184,41 ton. Dari jumlah tersebut, 60 persen merupakan sampah organik dan sisanya anorganik.

Satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) aktif, yaitu TPA Cikundul, saat ini telah melebihi kapasitas. Jika tidak ada solusi, Sukabumi diperkirakan mengalami kelebihan timbunan sampah dalam lima tahun ke depan.

Menanggapi kondisi ini, SMAN 2 Sukabumi mencoba menerapkan sistem pemilahan sampah skala sekolah. Kepala Sekolah SMAN 2 Sukabumi, Rachmat Mulyana, mengatakan upaya ini masih terbatas dan dijalankan oleh siswa.

Mesin Tukar Sampah Jadi Uang. (Dok. Feri Latief untuk British Council)
Mesin Tukar Sampah Jadi Uang. (Dok. Feri Latief untuk British Council)

“Kami sudah mencoba menerapkan sistem pemilahan sampah di lingkungan sekolah sebagai upaya peningkatan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah. Upaya ini digerakkan siswa sendiri dan masih dalam tahap awal. Sehingga dibutuhkan cara agar pengelolaan sampah bisa berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Rachmat.

Dalam pengembangan sistem, SMAN 2 Sukabumi bekerja sama dengan komunitas Sahabat Lingkungan (Saling.id) yang digagas Ruswanto. Saling.id meluncurkan program bertajuk Your Waste Solution yang mengandalkan teknologi Reverse Vending Machine (RVM) untuk mengelola sampah plastik secara digital.

“Tingginya angka sampah plastik di Sukabumi mendorong kami ingin mengubah cara pengelolaannya. Pemilahan saja tidak cukup, karena tetap sebagian besar sampah plastik akan berakhir di TPA. Melalui bantuan teknologi dan sistem insentif, kami bertekad menciptakan kebiasaan baru masyarakat yang lebih ramah lingkungan,” ujar Ruswanto, pendiri Saling.id.

RVM pertama akan dipasang di SMAN 2 Sukabumi. Cara kerjanya sederhana: masyarakat atau siswa memasukkan sampah plastik ke mesin, lalu mendapat imbalan berupa uang digital. Sampah yang terkumpul kemudian dicacah dan diolah menjadi bahan baku produk baru, seperti hiasan ruangan.

Ruswanto mengatakan, sistem ini diharapkan menciptakan ekonomi sirkular yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha di masyarakat sekitar. "Sampah bukan lagi akhir dari konsumsi, tapi awal dari produksi baru," jelasnya.

Program Your Waste Solution merupakan bagian dari proyek iklim global Climate Skills Programme yang digagas HSBC dan British Council. Program ini melibatkan generasi muda di tiga wilayah: Sukabumi, Bandung Barat, dan Cianjur, dengan inovasi lokal sesuai kebutuhan masing-masing daerah.

Baca Juga: Negara Jamin Ibadah, Kenapa Retret Pelajar Kristen Masih Dibubarkan Paksa?

Country Director British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia, menyebut program ini sebagai upaya konkret menghadapi krisis iklim. “Krisis iklim membutuhkan lebih dari kesadaran, diperlukan keberanian dan tindakan nyata. British Council, didukung HSBC, percaya bahwa bersama generasi muda, keberlanjutan bisa diwujudkan lewat langkah konkret, bukan sekadar jargon,” ujar Summer Xia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI