Suara.com - Eks bintang film dewasa, Rae Lil Black, menunjukkan kebesaran hatinya saat berbicara tentang jejak digital masa lalunya yang tak mungkin terhapus selepas dirinya hijrah.
Saat disinggung mengenai kemungkinan menghapus jejak masa lalunya, ia dengan tenang menjelaskan perbedaan antara keinginan dan kenyataan.
"Mau dan bisa itu beda, ya," ujar Rae membuka percakapan dalam perbincangan mendalam bersama Denny Sumargo di kanal YouTube CURHAT BANG, Minggu, 6 Juli 2025.
Rae, yang kini masuk Islam dan meninggalkan industri tersebut, memberikan pandangan bijak mengenai realitas dunia maya yang kejam sekaligus permanen.
Baginya, upaya menghapus konten tersebut adalah hal yang sia-sia. Ia bahkan memberikan sebuah analogi tajam yang menggambarkan betapa melekatnya jejak digital seseorang di era sekarang.
"Kamu tahu kan, internet itu kayak tato. Meskipun kamu mau hapus, orang lain bisa nyimpen dan unggah lagi. Jadi nggak bisa bilang, 'Aku mau hapus'. Gampang bilangnya, tapi itu nggak mungkin, tahu nggak. Itu kenyataan," jelas Rae dengan lugas.
Alih-alih meratapi atau berusaha melawan sesuatu yang di luar kendalinya, Rae memilih untuk fokus pada masa kini dan masa depan.
Ia menjadikan masa lalunya sebagai sebuah pelajaran berharga saja untuk tetap melangkah maju sebagai pribadi yang baru.
"Tinggalin aja. Cukup belajar aja dari kesalahan," tegas Rae.
Baca Juga: Mulan Jameela Soroti Soal Eksplorasi Nikel di Raja Ampat: Anehnya...
Sikap legawa ini juga ia tunjukkan saat membahas kemungkinan orang-orang yang akan terus membicarakan latar belakangnya.
![Eks bintang film dewasa, Rae Lil Black hijrah [YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/06/78032-eks-bintang-film-dewasa-rae-lil-black-hijrah-youtubecurhat-bang-denny-sumargo.jpg)
Rae sadar betul, dirinya tidak memiliki kuasa mengontrol hal itu dan memilih tidak ambil pusing terhadapnya.
"Ya, aku bukan siapa-siapa buat melarang. Kalau ada yang mau ngomong, aku nggak peduli. Aku ngerti," ucapnya.
Malahan menurut Rae, memberikan reaksi penolakan justru akan menjadi bumerang dan membuat situasi semakin ramai.
Ia memahami betul cara kerja atensi di internet, di mana larangan sering kali justru mengundang lebih banyak perhatian.
"Karena kalau aku bilang, misalnya, di depan kamera, 'Tolong berhenti', orang malah bakal makin banyak ngomong. Jadi, cukup diam saja," pungkas Rae, menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi masa lalunya.