Reuni Akbar Black Sabbath di Villa Park Jadi Konser Metal Paling Epik Abad Ini

Ferry Noviandi Suara.Com
Senin, 07 Juli 2025 | 15:12 WIB
Reuni Akbar Black Sabbath di Villa Park Jadi Konser Metal Paling Epik Abad Ini
Penampilan Ozzy Osbourne di konser reuni Black Sabbath yang digelar di Birmingham, Inggris pada Sabtu (5/7/2025) malam waktu setempat. [Twitter @historyrock_]

Suara.com - Langit di atas Villa Park pada Sabtu malam, 5 Juli 2025, terasa lebih berat, lebih gelap, dan dialiri listrik bertegangan tinggi.

Puluhan ribu pasang mata dari seluruh penjuru dunia menatap panggung megah dengan antisipasi yang nyaris menyakitkan.

Ini bukan sekadar konser, ini adalah sebuah ziarah. Malam itu, sejarah ditulis ulang saat para bapak baptis heavy metal, Black Sabbath, kembali ke kampung halaman mereka untuk sebuah reuni yang terdengar mustahil, namun menjadi kenyataan yang menggetarkan jiwa.

Atmosfer sudah membara jauh sebelum para legenda naik panggung. Acara ini dirancang bukan sebagai konser biasa, melainkan sebuah festival perayaan bagi musik cadas.

Panggung pembuka diisi oleh para raksasa yang notabene adalah "anak-anak" ideologis dari Black Sabbath sendiri.

Slayer menjadi pembuka pertama, melemparkan badai agresi sonik tanpa ampun ke arah penonton. Tom Araya, Kerry King, dan Gary Holt membuktikan bahwa api mereka tak pernah padam, menghujani Villa Park dengan nomor-nomor klasik seperti "Raining Blood" dan "Angel of Death" yang membuat moshpit bergejolak sejak awal.

Tak lama berselang, giliran Guns N' Roses mengambil alih. Axl Rose, dengan energi yang seolah tak menua, berlari dari ujung panggung ke ujung lainnya, sementara Slash, dengan top hat ikoniknya, menyihir penonton lewat setiap melodi gitarnya yang melengking.

"Selamat datang di hutan, Birmingham! Kalian membuat kami merasa seperti di rumah. Rumah yang sangat bising! Tapi untuk Black Sabbath, kami akan membuat lebih banyak kebisingan!" seru Axl sebelum "Welcome to the Jungle" meledak dan diikuti oleh "Sweet Child O' Mine" yang dinyanyikan oleh puluhan ribu orang.

Antusiasme mencapai puncaknya saat Metallica, band metal terbesar di planet ini, menghentak panggung. James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammett, dan Robert Trujillo menunjukkan mengapa mereka masih menjadi raja. Setlist mereka adalah perpaduan sempurna antara energi dan penghormatan.

Baca Juga: Pensiun dari Panggung, Ozzy Osbourne Tampil Terakhir Kali Bareng Black Sabbath

Penampilan Axl Rose bersama Guns N Roses di acara konser reuni Black Sabbath di Birmingham, Inggris pada Sabtu (5/7/2025) malam waktu setempat. [Twitter Guns N Roses]
Penampilan Axl Rose bersama Guns N Roses di acara konser reuni Black Sabbath di Birmingham, Inggris pada Sabtu (5/7/2025) malam waktu setempat. [Twitter Guns N Roses]

"Malam ini, kita semua adalah keluarga! Dan kita di sini untuk memberi hormat kepada para bapak baptis... the one and only Black Sabbath!" teriak Hetfield yang disambut gemuruh.

Lagu "Master of Puppets" dan "Enter Sandman" sukses membuat seluruh stadion bergetar hebat, menjadi pemanasan sempurna untuk acara utama.

Tepat saat jarum jam menunjuk pukul sembilan malam, semua lampu padam. Hanya ada kegelapan dan keheningan yang mencekam, yang kemudian dirobek oleh suara sirene serangan udara yang ikonik, pertanda dimulainya "War Pigs".

Satu per satu, para dewa itu muncul dari bayang-bayang. Geezer Butler dengan bass-nya yang menggelegar, Bill Ward (dalam penampilan kejutan yang emosional) di balik drum set-nya, sang arsitek riff, Tony Iommi, dengan SG Gibson-nya, dan tentu saja, The Prince of Darkness, Ozzy Osbourne.

Ozzy, dengan senyum khasnya yang liar, langsung menguasai panggung. "Aku tidak percaya ini! Melihat kalian semua di sini, di rumah kami, di Birmingham... kalian semua gila dan aku mencintai kalian semua untuk itu! Mari kita buat malam ini tak terlupakan!" pekiknya.

Dari saat itu, Villa Park berubah menjadi sebuah katedral heavy metal. Riff pembuka "Paranoid" yang dimainkan dengan kecepatan yang lebih menggigit membuat penonton histeris. Disusul oleh "Iron Man," "N.I.B.," dan "Children of the Grave," Black Sabbath membuktikan bahwa kekuatan musik mereka abadi.

Tony Iommi adalah pusat dari segalanya. Berdiri tegap di sisi panggung, setiap riff yang keluar dari gitarnya terasa berat, tebal, dan memiliki gravitasi sendiri.

Dia tidak banyak bergerak, namun kehadirannya terasa mengintimidasi dan agung. Setiap not yang ia mainkan adalah sebuah pelajaran sejarah tentang bagaimana heavy metal diciptakan.

Geezer Butler, di sisi lain, bergerak lincah, jemarinya menari di atas senar bass, menciptakan fondasi ritmis yang kompleks dan menjadi detak jantung dari setiap lagu.

Momen paling emosional terjadi saat band memainkan "Changes" dengan Ozzy duduk di depan piano, sesuatu yang jarang terjadi dan membuat banyak penonton menitikkan air mata, sebelum akhirnya kembali menghentak dengan "Symptom of the Universe".

Konser ditutup dengan lagu "Black Sabbath". Suara lonceng gereja, petir, dan riff tiga nada yang menakutkan itu menyelimuti Birmingham, membawa semua orang kembali ke tahun 1970, saat semuanya dimulai.

Saat lagu berakhir, keempat anggota asli berdiri di tengah panggung, berpelukan, dan membungkuk kepada lautan manusia di hadapan mereka.

Tidak ada pidato panjang, hanya raut wajah penuh haru dan kebanggaan. Gitar Tony Iommi yang disandarkan ke amplifier masih mengeluarkan feedback, menjadi satu-satunya suara yang tersisa, sebuah gema dari malam paling bersejarah bagi musik metal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI