Suara.com - Akhdiyat Duta Modjo alias Duta, vokalis band Sheila On 7 seolah punya magnet alami untuk menjadi viral.
Bukan karena kontroversi atau pamer harta, melainkan karena kesederhanaannya yang otentik dan membumi.
Baru-baru ini, Duta Sheila On 7 kembali mencuri perhatian jagat maya. Sebuah video singkat yang merekamnya sedang duduk santai di emperan toko mendadak viral di berbagai platform media sosial.
Momen yang begitu biasa bagi orang lain, menjadi luar biasa ketika pelakunya adalah seorang Duta. Namun, di balik video viral ini, ada sebuah plot twist yang membuat kisahnya semakin menarik.
Semua berawal dari sebuah video yang direkam secara diam-diam oleh seseorang.
Dalam klip tersebut, Duta terlihat sangat santai, duduk lesehan di lantai emperan sebuah ruko yang sudah tutup.
Penampilannya jauh dari kesan seorang superstar. Ia hanya mengenakan kaos tanpa lengandan celana pendek, sambil asyik mengobrol dengan seorang pria di sampingnya sambil merokok.
Narasi yang pertama kali beredar bersama video itu pun sangat menyentuh, Duta sedang sabar menanti putrinya yang sedang menjalani les.
Sontak, video ini memicu gelombang kekaguman. Publik seolah kembali diingatkan mengapa sosok vokalis Sheila On 7 ini begitu dicintai.
Baca Juga: 10 Lagu Indonesia yang Ampuh Usir Stres dan Jaga Keseimbangan Mental
Dia adalah seorang ayah dan individu yang hidup normal tanpa gemerlap status bintang.
Tak butuh waktu lama bagi video tersebut untuk dibanjiri ribuan komentar. Reaksi netizen, yang mayoritas adalah generasi milenial dan Gen Z, sangat beragam, mulai dari yang kocak hingga yang penuh haru.
Komentar-komentar ini menjadi bukti betapa Duta telah menjadi figur yang melampaui statusnya sebagai musisi.
Beberapa warganet melontarkan candaan khas yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

"Kira-kira bahas angsuran cicilan nggak ya pas lagi nongkrong sambil ngudut gitu?" tanya seorang warganet, mencoba membayangkan obrolan sang idola.
Sementara itu, banyak yang memuji kerendahan hatinya yang konsisten, membandingkannya dengan kekayaan yang ia miliki.
"Padahal tanah dan aset dia ada di mana-mana loh. Tapi tetep low profile. Sukses terus buat Sheila on Seven," terang warganet lainnya.
Bahkan, video ini memancing para penggemar untuk berbagi pengalaman pribadi mereka yang menguatkan citra sederhana Duta dan personel Sheila On 7 lainnya.
"Dulu ngebayangin kalau ketemu Duta mau minta fotbar ah, eh kemaren ketemu Eros di stasiun Tugu cuma bisa bengong kaya orang oon," kenang seorang penggemar.
"Sering salat masjid sama bapakku. Pas acara Agustusan ngumpul bareng warga. Pas bapakku lewat dia nyapa sambil nyebut nama bapakku. Bapak rada heran juga ternyata dia sambil gaul di masjid sama bapak-bapak ngehapalin nama bapak bapak di masjid juga. Hebat," cerita warganet lain, memberikan kesaksian nyata tentang betapa membaurnya Duta dengan lingkungan sekitarnya.
Di tengah banjir pujian atas narasi "ayah yang menunggu anak les", muncul sebuah klarifikasi yang mengubah konteks video tersebut, namun justru semakin memperkuat esensi kesederhanaan Duta.
Seorang warganet yang tampaknya mengetahui lokasi tersebut memberikan koreksi.
"Ralat nih mimin, bukan tempat les anaknya tapi kantor 507 dan toko pizzanya Pak Duta," terang seorang warganet.
Fakta ini adalah sebuah plot twist yang brilian. Ternyata, Duta tidak sedang duduk di emperan toko orang lain, melainkan di depan kantor dan bisnis miliknya sendiri.

Fakta bahwa seorang pemilik bisnis memilih duduk lesehan di emperan tokonya sendiri, alih-alih di dalam ruangan yang nyaman, membuat citra kerendahan hatinya semakin tak terbantahkan.
Ia adalah bos yang tak canggung berpenampilan dan bersikap seperti orang biasa.
Fenomena video viral Duta Sheila On 7 ini lebih dari sekadar hiburan sesaat. Ini adalah cerminan dari kerinduan publik akan figur yang otentik.
Di era di mana citra dibentuk dengan hati-hati untuk media sosial, Duta hadir sebagai anomali yang menyegarkan. Ia tidak perlu mencoba menjadi relatable, karena ia memang hidup seperti itu.
Kesederhanaannya bukan akting, melainkan karakter yang telah terbukti selama puluhan tahun kariernya.
Dari menyapa tetangga di masjid, ikut acara Agustusan, hingga duduk santai di depan kantornya sendiri, Duta menunjukkan bahwa ketenaran tidak harus mengubah jati diri seseorang.
Inilah yang membuatnya tetap relevan dan dicintai oleh lintas generasi.