Suara.com - Suara keresahan datang dari seorang influencer Indonesia yang telah lama menetap di Jepang, Dian, yang lebih dikenal dengan nama Neo Japan.
Melalui sebuah pernyataan tegas yang ia bagikan, Dian mengungkapkan kekecewaan dan rasa malunya atas meningkatnya jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berulah di Negeri Sakura.
Imbauan kerasnya, yang ditujukan khusus bagi WNI yang tinggal di Jepang, menjadi viral dan memicu diskusi luas di kalangan komunitas diaspora Indonesia.
Pemicu utama dari keresahan Dian adalah sebuah panggilan telepon yang ia terima langsung dari salah satu tokoh pemerintah Jepang. Pengalaman ini ia bagikan sebagai bukti betapa seriusnya masalah yang ada.
"Baru-baru ini, salah satu tokoh pemerintah Jepang langsung menelpon saya secara pribadi. Ia mengeluhkan makin banyaknya kasus buruk yang melibatkan WNI," ungkap Dian di akun Youtube miliknya, Kamis, 10 Juli 2025.
![Dian KN alias Neo Japan [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/10/10670-dian-kn-alias-neo-japan.jpg)
Sebagai figur publik yang aktif menjembatani budaya Indonesia dan Jepang, panggilan tersebut menjadi tamparan keras baginya. Ia merasa menanggung beban moral atas citra bangsanya di mata masyarakat Jepang.
"Sebagai influencer yang dikenal membela dan memperkenalkan Indonesia di Jepang, saya malu. Karena saya yang selalu dihubungi saat ada masalah, seolah mewakili kita semua," lanjutnya.
Pengakuan ini menyoroti posisi Dian yang serba salah, di mana ia menjadi tumpuan harapan sekaligus sasaran keluhan.
Dengan nada yang lebih tajam dan tanpa basa-basi, Dian menyasar para WNI yang baru tiba di Jepang. Ia menekankan pentingnya adaptasi dan kesadaran diri saat hidup di negara orang. Pesannya singkat namun menusuk.
Baca Juga: Dian Neo Japan Ingatkan WNI Nakal di Jepang: Jangan Kira Hal Negatif Gak Ketahuan, Semua Terpantau
"Khusus buat yang baru datang ke Jepang, tolong jangan bego. Belajar tata krama, hormati budaya lokal."
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Dian mengingatkan bahwa Jepang adalah negara dengan sistem pengawasan yang canggih dan aturan yang ketat. Anggapan bahwa pelanggaran kecil bisa disembunyikan adalah sebuah kekeliruan besar.
Konsekuensinya pun tidak main-main, mulai dari sanksi finansial hingga ancaman deportasi yang bisa mengakhiri impian di perantauan.
![Momen Dian Neo Japan bertemu Anies Baswedan. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/24/59056-momen-dian-neo-japan-bertemu-anies-baswedan.jpg)
"Kita hidup di negeri orang. Jangan bawa kebiasaan buruk dari Indonesia ke sini. Jangan kira hal-hal negatif tidak akan ketahuan, ini Jepang, semua bisa terpantau," tegasnya.
"Kesalahan serius seperti pencurian bisa berujung denda, diproses polisi, bahkan dideportasi. Dan yang paling menyedihkan, nama baik WNI ikut tercoreng," katanya lagi.
Kritik Dian tidak hanya berhenti pada individu, tetapi juga menyentuh institusi pendidikan di Indonesia yang mengirimkan pelajarnya ke luar negeri. Ia menuntut adanya seleksi yang lebih ketat, tidak hanya berdasarkan kemampuan akademis tetapi juga karakter dan sikap.
"Dan untuk Sekolah yang di Indonesia, jangan asal kirim anak ke luar negeri. Cek dulu akhlak dan sikapnya. Kirim anak-anak yang punya mental dan kualitas premium bukan yang bikin masalah," serunya.