Telan 3 Korban Jiwa, 4 Fakta Pilu Tragedi Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Jum'at, 18 Juli 2025 | 20:18 WIB
Telan 3 Korban Jiwa, 4 Fakta Pilu Tragedi Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

Suara.com - Sebuah perhelatan akbar yang seharusnya menjadi simbol kebahagiaan dan persatuan antara dua keluarga politik besar di Jawa Barat, justru berakhir menjadi panggung tragedi memilukan.

Pesta pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, diwarnai duka mendalam.

Niat berbagi kebahagiaan melalui pesta rakyat berubah menjadi petaka saat tiga nyawa, termasuk seorang bocah dan anggota kepolisian, melayang sia-sia.

Insiden ini meninggalkan luka mendalam dan pertanyaan besar tentang penyelenggaraan acara yang melibatkan massa.

Berikut adalah empat fakta pilu yang kami rangkum dari tragedi di Gedung Pendopo Kabupaten Garut.

1. Tiga Nyawa Melayang di Tengah Pesta

Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

Di balik kemegahan acara, kabar duka datang dari tiga keluarga. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Korban berasal dari latar belakang yang berbeda, menunjukkan bahwa tragedi ini tidak pandang bulu. 

Vania Aprilia, seorang bocah perempuan berusia 8 tahun, warga Kelurahan Sukamentri. Lalu ada Dewi Jubaedah, seorang warga senior berusia 61 tahun, dan Bripka Cecep Saeful Bahri, anggota kepolisian berusia 39 tahun yang diduga sedang bertugas.

Baca Juga: Kisah Heroik Bripka Cecep, Gugur Usai Selamatkan Warga di Pesta Rakyat Maut Garut

Dua korban sipil saat ini disemayamkan di ruang jenazah RSUD dr. Slamet, sementara jenazah Bripka Cecep berada di Rumah Sakit Guntur milik TNI AD.

Kebahagiaan pernikahan seketika sirna, digantikan isak tangis keluarga korban.

2. Kronologi Maut: Diduga Terinjak-injak Saat Berebut Makan Gratis

Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

Penyebab tragedi ini diduga kuat adalah kericuhan yang tak terkendali. Menurut informasi yang dihimpun, ribuan warga berkumpul di luar Gedung Pendopo dengan antusias untuk ikut serta dalam pesta rakyat dan menikmati hidangan gratis yang disediakan.

Namun, saat pintu masuk dibuka, situasi berubah menjadi mimpi buruk. Warga yang tak sabar saling berdesakan dan mendorong untuk bisa masuk.

Dalam kekacauan itulah, para korban terjatuh dan terinjak-injak oleh kerumunan massa yang panik. Niat untuk merasakan sedikit kebahagiaan dari pesta para pejabat berakhir dengan nyawa sebagai taruhannya.

3. Pernikahan Dua Dinasti Politik Berpengaruh

Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

Acara ini bukan sekadar pernikahan biasa, melainkan penyatuan dua kekuatan politik besar di Jawa Barat.

Mempelai pria, Maula Akbar Mulyadi Putra, adalah putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Maula sendiri merupakan Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Gerindra. Sementara mempelai wanita, Luthfianisa Putri Karlina, adalah Wakil Bupati Garut yang juga merupakan putri sulung dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Karyoto.

Latar belakang kedua mempelai yang sangat mentereng inilah yang membuat acara pernikahan digelar begitu megah dan mengundang perhatian publik secara luas, yang sayangnya berujung pada tragedi.

4. Aparat Bungkam, Kasat Reskrim "No Comment"

Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

Di tengah duka dan kebingungan publik yang menuntut jawaban, pihak berwenang justru memilih bungkam.

Saat dimintai keterangan di RSUD dr. Slamet, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Garut, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Joko Prihatin, enggan memberikan komentar apapun terkait insiden maut tersebut. "No comment," ujarnya singkat.

Sikap bungkam dari aparat ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas hilangnya tiga nyawa di tengah acara yang seharusnya dijaga ketat keamanannya.

PENUTUP

Pernikahan yang seharusnya menjadi awal cerita bahagia bagi Maula dan Putri, kini tercoreng oleh duka yang mendalam.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa kemeriahan dan kemegahan tidak ada artinya jika harus dibayar dengan nyawa.

Kini, publik menanti jawaban dan pertanggungjawaban dari para penyelenggara atas insiden yang mengubah pesta rakyat menjadi kuburan massal yang tak terduga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI