Suara.com - Sebuah potret kelam namun menggugah tentang sisi lain kehidupan keluarga prajurit akan tersaji di layar lebar.
Film drama aksi bertajuk Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian, yang terinspirasi dari perjalanan hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 24 Juli 2025.
Film ini bukanlah biopik militer konvensional yang menonjolkan heroisme di medan laga semata.
Sebaliknya, sutradara Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana memilih untuk menggali luka batin, perjuangan sebuah keluarga yang retak, dan upaya seorang anak untuk memulihkan harga diri yang terampas.
Kisah berpusat pada tokoh Agus, diperankan oleh aktor muda Ajil Ditto, yang tumbuh di lingkungan 'anak kolong' di Cimahi.
Ia adalah putra dari Sersan Kepala Daddy (Wafda Saifan), seorang prajurit yang kembali dari Operasi Seroja di Timor Timur bukan sebagai pahlawan, melainkan sebagai pria yang kalah.
Bukannya kenaikan pangkat, sang ayah justru pulang membawa luka fisik permanen yang memaksanya berjalan dengan tongkat, serta trauma perang yang tak kunjung sembuh.
Kondisi ini diperparah dengan kepergian sang ibu yang tak sanggup menanggung beban hidup.
![Film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/21/85909-film-believe-takdir-mimpi-keberanian-istimewa.jpg)
Agus dan ayahnya pun menjadi sasaran cemoohan lingkungan sekitar. Stigma menyakitkan itu tergambar jelas dalam dialog pedih yang harus mereka dengar, 'Batur mah balik perang teh naek pangkat, ieu mah make tongkat' (Tentara lain pulang perang naik pangkat, ini malah pakai tongkat).
Baca Juga: Sinopsis Film Believe, Angkat Nilai Kemanusiaan dan Semangat Pengorbanan Jenderal Agus Subiyanto
Cibiran dan kondisi keluarga yang berantakan membentuk Agus menjadi remaja pemberontak yang akrab dengan tawuran, jauh dari citra disiplin seorang anak tentara.
Titik balik hidupnya datang secara tragis ketika sang ayah meninggal dunia akibat kecelakaan.
Kehilangan satu-satunya sandaran hidupnya menjadi cambuk bagi Agus untuk bangkit dan mengubah takdir.
Ia memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya menjadi tentara, bukan untuk berperang, melainkan untuk menebus martabat keluarga.
Bagi Ajil Ditto, memerankan karakter Agus yang kompleks ini menjadi sebuah tantangan besar, terlebih ini adalah debutnya di genre aksi.
Aktor berusia 23 tahun itu menjalani gemblengan super intensif selama 45 hari.
“Proses menjadi seorang Agus bisa dibilang cukup rumit menurut gue. Karena di satu waktu yang bersamaan harus ngelakuin banyak hal, harus workshop, reading, latihan koreo, sikap militer, latihan senjata, nembak semua dilakuin dalam 45 hari. Normalnya tidak sampai segitu ya,” jelas Ajil Ditto dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat, 18 Juli 2025.
Dedikasi Ajil bahkan membawanya pada cedera paha dan pinggang di minggu pertama syuting. Namun, ia mengaku menemukan sensasi 'sakit-sakit nagih' yang justru memacunya untuk memberikan penampilan terbaik.
Untuk menjaga keaslian cerita dan visual, produser Celerina Judisari menegaskan adanya kolaborasi erat dengan pihak TNI sebagai konsultan teknis.
“Tentu saja dari awal kami sudah kolaborasi. TNI jadi konsultan supaya semuanya hidup dan akurat, termasuk banyak helikopter, kapal, itu semua dilakukan biar terasa real. Dari tiap periode dijaga betul. Contoh kecilnya loreng baju, antara periode 1970-an dan 1990-an itu beda sekali,” papar Celerina.
Selain Ajil Ditto dan Wafda Saifan, film ini juga dibintangi oleh jajaran aktor papan atas seperti Marthino Lio, Maudy Koesnaedi, dan Adinda Thomas.