Suara.com - Di tengah pusaran konflik personal antara Erika Carlina dan mantan pacarnya, DJ Panda, muncul sebuah tudingan yang mengubah segalanya.
Bukan lagi soal dia-vs-saya, tapi dia-vs-mereka.
Tudingan itu adalah tentang keberadaan sebuah "grup berisi 19 orang" yang disebut Erika ikut andil dalam memfitnah dan meneror dirinya.
Ini adalah bom waktu yang berpotensi merombak total seluruh narasi yang ada.
Erika sempat mengatakan "sekelompok orang", ia memberikan angka yang sangat spesifik: sembilan belas.
Pemilihan angka yang tidak bulat dan disebut adalah komunitas fansnya.
Angka "19" seolah menandakan bahwa ia tahu, dan mungkin ia memiliki daftar nama-nama tersebut.
Ini adalah detail kecil yang mengubah rumor menjadi sebuah pernyataan serius, memicu pertanyaan besar di benak publik: Siapa saja ke-19 orang ini?
Dan apa peran mereka sesungguhnya?
Baca Juga: 'Saya Khilaf & Diancam': Analisis Klarifikasi DJ Panda yang Bikin Publik Marah
Klaim ini secara efektif membuka kotak pandora baru.
Jika terbukti benar, ini mengindikasikan bahwa serangan yang dialami Erika bukanlah tindakan tunggal dari seorang mantan yang emosional dan "khilaf".
Sebaliknya, ini adalah sebuah gerakan terkoordinasi.
Dalam medan perang digital modern, serangan terkoordinasi bisa berarti banyak hal seperti penyebaran disinformasi secara masif, perundungan berjamaah di kolom komentar atau dikenal sebagai brigading hingga pembuatan narasi palsu yang disebarkan secara sistematis untuk merusak reputasi seseorang.
Ini adalah taktik psikologis yang jauh lebih kejam dan kompleks.
Dengan DJ Panda yang telah membantah keterlibatannya, spekulasi mengenai identitas "Grup 19" ini pun merebak liar.