Meskipun plotnya terkadang dianggap sedikit rumit oleh sebagian kritikus, penampilan para aktor utamanya menjadi penopang yang kuat.
Chris Evans, sebelum memegang perisai vibranium, menampilkan karisma sebagai pemeran utama yang potensial.
Namun, yang paling menonjol adalah Dakota Fanning. Karakternya, Cassie, digambarkan sebagai remaja cerdas yang terkadang memberontak dan mabuk, sebuah penggambaran yang sesuai dengan usianya saat itu dan berhasil mencuri perhatian.
Sebuah ulasan memuji Fanning dengan menyatakan, "Fanning, di sisi lain, memberikan penampilan yang sangat bersemangat dan terampil sebagai Cassie yang berkemauan keras dan sinis."
Interaksi antara karakter Evans yang sinis dan Fanning yang ceplas-ceplos menjadi jantung dari film ini.
Secara visual dan konsep, Push berhasil menciptakan dunia yang terasa nyata meski dihuni oleh orang-orang berkemampuan super.
Film ini lebih terasa seperti "thriller dengan cenayang" daripada film superhero pada umumnya.
Meskipun dirilis dengan ulasan yang sebagian besar negatif dan pendapatan box office yang biasa saja, film ini telah menemukan audiensnya sendiri selama bertahun-tahun dan dianggap sebagai film yang "tidak pantas untuk dilupakan".
Bagi para penggemar film aksi fiksi ilmiah dan mereka yang ingin melihat penampilan awal Chris Evans dan Dakota Fanning dalam peran yang tidak biasa, Push adalah pilihan yang sangat menghibur.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film dan Drama Korea Thriller Berlatar Apartemen, Wall to Wall Trending di Netflix