Gita Wirjawan Jadi Produser, Visinema Garap Proyek Film Ambisius Berjudul Perang Jawa

Ferry Noviandi Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 18:31 WIB
Gita Wirjawan Jadi Produser, Visinema Garap Proyek Film Ambisius Berjudul Perang Jawa
Visinema Pictures mengumumkan akan menggarap film Perang Jawa yang berlatar belakang sosok pahlawan Pangeran Dipnegoro. [Visinema]

Suara.com - Setelah mengguncang industri dengan film animasi Jumbo dan deretan film aksi-heist, Visinema kembali menaikkan taruhan dengan mengumumkan proyek paling ambisius dalam sejarah mereka: Perang Jawa.

Film ini akan mengangkat kisah heroik dan perlawanan Pangeran Diponegoro, sebuah epik sejarah yang telah lama dinantikan kehadirannya dalam sinema skala besar.

Ini bukan hanya sebuah film, melainkan sebuah pernyataan bahwa sinema Indonesia siap menggarap cerita kolosalnya sendiri dengan standar global.

Diproduksi oleh Visinema Pictures dengan sutradara visioner Angga Dwimas Sasongko di pucuk pimpinan, Perang Jawa diposisikan sebagai sebuah mahakarya yang menantang batas.

Angga Dwimas Sasongko mewakili Visinema Pictures dan Gita Wirjawan saat mengumumkan proyek film Perang Jawa, yang akan diproduksi pada 2027. [Visinema]
Angga Dwimas Sasongko mewakili Visinema Pictures dan Gita Wirjawan saat mengumumkan proyek film Perang Jawa, yang akan diproduksi pada 2027. [Visinema]

Dengan rencana produksi pada tahun 2027, film ini menjanjikan pembangunan dunia (world-building) yang megah, penceritaan visual yang tak terduga, dan narasi mendalam yang akan membawa penonton langsung ke jantung salah satu perang paling menentukan dalam sejarah Asia Tenggara.

Visi ini diperkuat dengan keterlibatan Gita Wirjawan sebagai produser eksekutif, memastikan proyek ini memiliki fondasi yang kuat secara sumber daya dan gagasan.

Angga Dwimas Sasongko, yang juga merupakan Founder dan CEO Visinema, melihat proyek ini sebagai sebuah lompatan besar bagi studionya dan industri film nasional.

"Lewat Perang Jawa, kami sedang mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar di tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global," ujar Angga Dwimas Sasongko dalam keterangan resmi.

"Kami ingin menciptakan dunia, bercerita lewat visual, dan membangun pengalaman yang menggugah sehingga penonton bisa merasakan intensitas perang ini melalui perspektif khas Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kami menjadi game-changer bagi perfilman Indonesia," katanya menyambung.

Baca Juga: Picu Seruan Boikot: 7 Fakta Kontras Film Malaysia 'Blood Brothers' Vs 'Jumbo' Indonesia

Gagasan untuk mengangkat kisah ini berawal dari Gita Wirjawan, yang melihat sosok Diponegoro lebih dari sekadar pahlawan perang. Baginya, ini adalah kisah tentang prinsip dan kemanusiaan.

Angga Dwimas Sasongko mewakili Visinema Pictures dan Gita Wirjawan saat mengumumkan proyek film Perang Jawa, yang akan diproduksi pada 2027. [Visinema]
Angga Dwimas Sasongko mewakili Visinema Pictures dan Gita Wirjawan saat mengumumkan proyek film Perang Jawa, yang akan diproduksi pada 2027. [Visinema]

"Diponegoro tidak berjuang untuk takhta namun untuk harga diri, keyakinan, warisan budaya dan kedaulatan. Bagi saya, ini adalah kisah yang sangat manusiawi sekaligus monumental," ucap Gita.

"Melalui Perang Jawa, kami ingin mengangkat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Diponegoro dalam medium sinema. Harapannya, dengan kemasan yang seru dan epik, cerita ini bisa disampaikan bukan hanya ke Indonesia, tapi ke dunia," imbuhnya.

Untuk memastikan akurasi dan kedalaman cerita, Visinema tidak main-main. Skenario yang ditulis oleh peraih Piala Citra, Ifan Ismail, akan dikawal langsung oleh Peter Carey, sejarawan terkemuka dunia tentang Diponegoro dan penulis buku The Power of Prophecy.

Keterlibatan Carey menjadi jaminan bahwa film ini tidak hanya akan spektakuler secara visual, tetapi juga kuat secara historis.

"Perang Diponegoro adalah salah satu episode paling esensial dalam sejarah Asia Tenggara, karena ini merupakan titik balik dari gerakan anti kolonialisme. Tetapi belum pernah diangkat menjadi film dalam skala yang layak secara sinematik," ujar Peter Carey.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI