"Melalui film, kita bisa menghidupkan kembali esensi dari Pangeran Diponegoro: seorang pemimpin berani dan memiliki idealisme dan spiritual tinggi. Dia juga seorang panglima perang, dan simbol awal kesadaran anti-kolonial. Saya percaya kisah ini akan sangat relevan untuk generasi sekarang, tidak hanya di Indonesia tapi juga lensa global."
Pengumuman proyek ambisius ini juga dipilih pada momen yang simbolis, bertepatan dengan peringatan 200 tahun dimulainya Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825.
Langkah ini menunjukkan penghormatan Visinema terhadap nilai sejarah yang mereka angkat.
Dengan rekam jejak memproduksi film-film yang mendobrak genre seperti Mencuri Raden Saleh dan 13 Bom di Jakarta, serta kesuksesan fenomenal Jumbo, Visinema telah membuktikan kapasitasnya untuk mewujudkan visi besar. Perang Jawa akan menjadi pembuktian selanjutnya.