Infografis
Suara.com - Sebuah momen tak terduga terjadi saat mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi bintang tamu di podcast "Tahan Sabar" yang dipandu oleh komika Tretan Muslim.
Di tengah perbincangan, Tretan Muslim melontarkan sebuah pertanyaan ringan namun tajam yang membuat Anies Baswedan tampak terkejut.
Pertanyaan tersebut menyoroti detail kecil di dunia maya yang ternyata luput dari perhatian Anies, yaitu ia belum mengikuti (follow) akun Instagram rivalnya di Pilgub DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Momen ini menjadi menarik karena terjadi di tengah hangatnya kembali hubungan kedua tokoh tersebut. Setelah persaingan politik yang sengit pada 2017, Anies dan Ahok belakangan ini kerap menunjukkan keakraban di depan publik, seolah melupakan rivalitas panas di antara mereka.
Tretan Muslim, yang tampaknya melakukan riset kecil sebelum podcast dimulai, memberanikan diri untuk mengkonfirmasi langsung temuan digitalnya.
"Kan sempet rival sama Pak Ahok. Tapi sekarang sudah santai ya, sudah ketemu, udah bareng. Tapi saya lihat Pak Anies tidak follow pak Ahok di Instagram," tanya Tretan Muslim dikutip Selasa, 29 Juli 2025.
Mendengar pertanyaan itu, Anies Baswedan menunjukkan ekspresi kaget. Ia seakan tidak percaya dengan fakta yang baru saja diungkapkan oleh Tretan.
"Masak sih?" jawab Anies.
Tretan Muslim kemudian meyakinkan Anies bahwa ia telah mengeceknya sendiri. Dengan nada sedikit bercanda, ia bahkan membandingkannya dengan tokoh politik lain yang masih ada di daftar "following" Anies.
"Saya cek followingnya tadi, tidak ada. Yang masih difollow malah Cak Imin," timpal Tretan yang langsung disambut tawa oleh Anies Baswedan.
Baca Juga: Lagi Makan, Anies Baswedan Ditodong Tretan Muslim: Lebih Enak Program MBG Prabowo?
Suasana pun menjadi cair. Anies tidak memberikan penjelasan panjang atau pembelaan.
Sebaliknya, ia merespons temuan itu dengan tawa dan sebuah janji untuk memverifikasinya nanti.
"Coba saya tanya nanti," ujar Anies.
Jadi rival di Pilgub 2017
Rivalitas Anies dan Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 dikenal sebagai salah satu kontestasi politik paling brutal dan membelah publik.
Keduanya saling melontarkan kritik tajam terkait kebijakan dan janji politik. Namun, beberapa tahun setelahnya, tensi tersebut mencair drastis.
