Infografis
Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea secara terbuka melontarkan kebingungannya terhadap kebijakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang memblokir jutaan rekening bank yang dianggap tidak aktif, alias rekening dormant.
Dalam acara Hotroom Metro TV, Hotman Paris mempertanyakan dasar logika pemblokiran tersebut yang dinilainya janggal dan tidak masuk akal.
Kebijakan ini menjadi sorotan tajam setelah banyak nasabah, termasuk yang mengadu ke tim Hotman 911 tiba-tiba mendapati rekening mereka tidak bisa diakses.
Alasan yang dikemukakan PPATK adalah mencegah penyalahgunaan rekening untuk tindak pidana seperti pencucian uang (TPPU) atau judi online.
Namun, argumen inilah yang justru membuat Hotman Paris geram dengan kebijakan PPATK memblokir ratusan juta rekening dormant.
Pengacara yang dikenal dengan gaya hidup mewahnya itu menilai ada kontradiksi besar dalam alasan yang diberikan oleh PPATK.
"Pertanyaannya yang logikanya enggak nyambung adalah, kalau dia dormant, bagaimana mungkin ada indikasi penyalahgunaan? Namanya dormant kan berarti tidak pernah dipergunakan," kata Hotman Paris dengan gaya khasnya yang berapi-api.
Logika sederhana Hotman Paris ini seolah menjadi pukulan telak bagi argumen yang dibangun.
Menurutnya, jika sebuah rekening benar-benar "tertidur" atau tidak ada aktivitas transaksi sama sekali, maka secara otomatis tidak ada celah bagi pihak mana pun untuk menyalahgunakannya.
Baca Juga: Tarif Royalti Musik Bikin Pusing? LMKN Ungkap Cara Mudah Urus Lisensi Online
Sebaliknya, jika rekening tersebut terbukti disalahgunakan untuk aktivitas ilegal, maka statusnya jelas bukan rekening dormant.
PPATK Berdalih Lindungi Nasabah
Kepala Biro Humas PPATK, M. Natsir Kongah, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa tindakan pemblokiran ini sejatinya bertujuan untuk melindungi nasabah itu sendiri.
Menurutnya, rekening dormant sangat rentan disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk berbagai tindak kejahatan.
"Rekening dormant sering digunakan untuk tindak kejahatan," ujar Natsir.
Ia menjelaskan bahwa banyak kasus korupsi, judi online, hingga penipuan yang memanfaatkan rekening-rekening dormant milik orang lain yang datanya diperjualbelikan secara ilegal.
