"Terima kasih sudah dengan buta menerima audensi tanpa skrining dari proyek animasi yang memiliki tanda pencucian uang," sindir akun @Anantya***.
"Mind you pak/bu kalian gak ada direct support untuk film animasi jumbo karya visinema yang mana filmnya di announced 3 tahun lalu. Lo pada muncul pas filmnya sudah naik daun beberapa bulan lalu," sahut akun @killingsheph***.
"Ternyata bisa segampang itu audiensi sama kementerian, langsung di-support pula. Tapi penasaran, misal ada studio lokal bikin film animasi yang kualitasnya layak tayang di bioskop apa bisa langsung disupport?" balas akun @stutu***.
"Giliran jelek cuci tangan. Jumbo bagus, langsung riding the wave bilang kebangkitan ekraf Indonesia," tulis akun @jlampr***.
Sebagai informasi, Merah Putih One for All akan ditayangkan di bioskop mulai 14 Agustus 2025.
Penayangan Merah Putih One for All sekaligus untuk memperingati HUT RI setiap 17 Agustus.
Sayangnya trailer Merah Putih One for All sudah menuai polemik karena kualitasnya yang jauh di bawah harapan.
Apalagi ketika Merah Putih One for All digadang-gadang telah menelan dana sebesar Rp6,7 miliar.

Setelah film animasi Jumbo yang meraih 10 juta penonton di bioskop, Merah Putih One for All dinilai sebagai kemunduran.
Baca Juga: Mengenal Reallusion Content Store, Benarkah Film Merah Putih One for All Pakai Aset dari Sana?
Protes pun dituliskan sederet pembuat film Tanah Air, salah satunya Hanung Bramantyo.
Sutradara film La Tahzan tersebut menilai Merah Putih One for All belum siap tayang.
Maka dari itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon diminta menghentikan penayangan Merah Putih One for All untuk memperbaikinya sampai optimal.
Akun Instagram Giring Ganesha sebagai Wakil Menteri Kebudayaan pun 'dipanggil' Hanung Bramantyo untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kontributor : Neressa Prahastiwi