Kembalinya seorang mantan penyanyi cilik sering kali dianggap sebagai proyek nostalgia.
Namun, tim di baliknya menegaskan bahwa ini adalah langkah strategis untuk membangun fondasi karier Romaria sebagai solois dewasa.
Jon, salah satu produser yang terlibat, melihat potensi besar dalam dirinya yang melampaui sekadar kemampuan vokal.
"Romaria ini terlahir sebagai entertainer. Bukan cuma suara, tapi juga energi yang bisa bikin orang lain terhibur. Comeback ini bukan sekadar eksperimen, tapi awal dari perjalanan panjang," ucapnya.
Untuk saat ini, fokus utamanya adalah memantapkan posisinya sebagai solois, meski pintu kolaborasi dengan musisi lain tetap terbuka di masa depan.
Rangkaian promosi pun telah disiapkan secara matang.
Akhir bulan ini, Romaria akan menyapa penggemar di Jakarta dan Bandung melalui kunjungan media dan penampilan akustik di beberapa kafe.
Rencana roadshow yang lebih besar juga tengah digodok untuk bulan Oktober, menargetkan audiens muda yang aktif di platform digital.
Meski sadar persaingan kian ketat, Romaria optimistis karyanya bisa diterima.
Baca Juga: Lelah Disakiti? Mini Album Maisha Kanna Jadi Pembuktian Bahagianya Jatuh Cinta
Baginya, musik adalah medium untuk berbagi cerita dan perasaan.
"Semoga pendengar bisa ngerasain apa yang aku rasain. Aku enggak mau nikmati sendiri, aku pengen orang lain juga bisa suka sama karya ini," tuturnya.