Suara.com - Pernyataan anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Deddy Sitorus yang menyebut DPR tidak bisa disamakan dengan rakyat jelata, menuai reaksi keras dari publik termasuk musisi dan aktivis Melanie Subono.
Pernyataan kontroversial tersebut disampaikan dalam sebuah acara bincang-bincang di televisi swasta.
Deddy Sitorus menyampaikan pandangannya terkait perbandingan gaji dan tunjangan anggota DPR dengan penghasilan rakyat biasa yang berpenghasilan setara UMR.
"Ketika Anda membandingkan anggota DPR dengan rakyat jelata, yang katakanlah buruh atau tukang becak, di situ Anda mengalami sesat logika," ujarnya.
Pernyataan Deddy segera menjadi viral di media sosial karena dianggap merendahkan rakyat kecil yang selama ini berjuang dengan upah minim.
Melanie Subono menanggapi ucapan Deddy dengan nada sarkastis melalui sebuah video yang dia unggah di akun media sosialnya.
"Iya pak. Terima kasih, terima kasih. Please jangan samain kami dengan kalian. Jangan sampai, jangan sampai," kata Melanie sambil menunjukkan gestur tangan seolah meminta maaf.
Melanie juga menambahkan caption bernada pedas dalam unggahannya, ogah disamakan dengan anggota DPR.
"Gue suka sama bapak ini. Iya makasih paaaak. Bapak udah bener bangeeeeet," tulisnya.
Baca Juga: Said Iqbal Bongkar Gaji DPR: Rp154 Juta per Bulan Vs Nasib Buruh yang Merana
"Kali ini kami sepakat sama bapak. Makasih, ya emang jangan kami #rakyattiri dibandingkan dengan kalian. Kami rakyat," imbuhnya.
![Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP Deddy Sitorus ditemui di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/01/12117-anggota-komisi-vi-dpr-ri-dari-fraksi-pdip-deddy-sitorus.jpg)
Sentilan Melanie ini langsung ramai dibicarakan dan mendapat dukungan dari banyak warganet.
Tidak sedikit yang ikut meluapkan kekecewaan mereka terhadap sikap DPR.
Seorang warganet berkomentar, "Iya, setuju. Jangan samakan wakil rakyat dengan yang diwakilinya. Anggota DPR kan cuma wakil rakyat."
Komentar lain menyebutkan, "Kita memang beda, kita yang bayar pajak buat mereka, Kak. Jadi, Bapak sudah benar banget pokoknya."
Ada juga yang menyinggung keras, "Betul banget, rakyat kerja bayar mereka, mereka dibayar dari hasil kerja kita."