- Musisi muda kini lebih vokal dan kritis terhadap isu sosial-politik lewat karya dan ruang publik.
- Musisi senior dinilai lebih pasif, namun bisa diajak diskusi informal agar lebih peduli.
- Ketakutan dan tekanan sosial jadi penghambat, tapi kepedulian tetap bisa disalurkan secara bijak.
Suara.com - Gelombang demonstrasi masih jadi pemandangan di berbagai sudut negeri. Ribuan orang turun ke jalan, meneriakkan keresahan mereka terhadap isu-isu politik dan sosial.
Di tengah keriuhan tersebut, ada satu pertanyaan yang muncul yakni di mana suara para musisi kita?
Vokalis sekaligus gitaris Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, punya pandangan menarik. Menurutnya, ada perbedaan mencolok antara musisi generasi baru dengan yang lebih senior dalam menyikapi situasi ini.
Menurut pria usia 49 tahun ini, musisi muda sekarang jauh lebih berani dan kritis. Mereka sudah tak canggung lagi menyuarakan kegelisahan sosial-politik lewat karya maupun di ruang publik.
"Tergantung nih musisi-musisi tahun berapa, kalau musisi-musisi muda bahkan menurut gue mereka bahasanya sudah punya kritisisme, mereka bahasanya sudah aware akan itu," kata Cholil Mahmud saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Senin, 1 September 2025.
![Vokalis Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud dalam sebuah wawancara di kawasan Kemang, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/09/52305-vokalis-efek-rumah-kaca-cholil-mahmud.jpg)
Sang penyanyi pun menyebut beberapa nama yang jadi contoh nyata, diantaranya ada Barasuara, Kunto Aji, hingga Baskara Putra.
"Jadi banyak yang misalnya sangat populer, Barasuara cukup lantang hal-hal kayak gini, Kunto Aji juga. Yang enggak bisa datang hari ini, contoh Baskara, atau siapa lagi, Iga Massardi sebenernya speak up kan," tutur Cholil.
"Jadi sebenarnya speak up akan apa namanya situasi yang terjadi di musisi-musisi muda itu lebih menjadi bahasa keseharian mereka," tambahnya.
Mereka, kata Cholil, memang sudah terbiasa dengan gaya hidup yang lebih terbuka dan vokal.
Baca Juga: Vokal Kritik Pemerintah, Akun Instagram Ferry Irwandi Diduga Dibatasi: Semuanya Jaga Diri!
Sementara itu, musisi-musisi yang lebih senior di industri mungkin lebih jarang menyuarakan hal-hal politis.
![Vokalis Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud dalam sebuah wawancara di kawasan Kemang, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/09/60967-vokalis-efek-rumah-kaca-cholil-mahmud.jpg)
Soal ini, Cholil punya pendapat sendiri. Dia merasa pendekatan informal justru lebih manjur.
"Bagi musisi-musisi yang sudah agak tua, yang mungkin agak jarang untuk menyuarakan hal-hal politis, ya mungkin pendekatan-pendekatan lain perlu dilakukan biar mereka mau," terangnya.
"Caranya ya mungkin secara informal kita melakukan pembahasan-pembahasan, diskusi-diskusi, cerita-cerita, nongkrong-nongkrong," lanjut dia.
Lebih lanjut, Cholil juga menyoroti satu kendala utama, yakni ketakutan. Padahal, dia yakin, mereka bisa belajar dan menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Kadang-kadang ketakutan-ketakutan tergerak untuk memasuki topik-topik yang mereka tidak kuasai itu jadi penghambat," jelas Cholil.