- Uya Kuya bantah ke luar negeri saat rumahnya dijarah massa
- Uya Kuya bantah bikin konten joget-joget dengan keterangan gaji Rp3 juta
- Uya Kuya minta publik lebih cerdas dalam melihat konten di media sosial
Suara.com - Presenter Uya Kuya membantah keras isu yang menyebut dirinya kabur ke luar negeri setelah rumahnya dijarah massa pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Rabu, 3 September 2025, Uya menyampaikan klarifikasinya.
"Isu ke luar negeri, demi Allah saya nggak ke luar negeri," tegasnya.
Menurut Uya, isu tersebut hanya bagian dari kabar bohong di media sosial untuk memanaskan suasana lagi.
"Itu yang menggiring, yang memanas-manasi orang supaya seolah-olah begitu. Please, lebih cerdas untuk melihat. Jangan tergiring dengan hoaks-hoaks yang ada di sosial media," ujarnya.
Uya menambahkan bahwa dirinya menjadi korban fitnah keji dalam insiden kali ini.
![Uya Kuya dan Astrid di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu, 3 September 2025 [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/03/45551-uya-kuya-dan-astrid.jpg)
"Ini saya korban hoaks. Ada video-video saya yang lagi joget-joget, ada tulisannya yang gaji Rp3 juta apa segala macam. Itu kan bukan buatan saya," tuturnya.
Uya tak lupa meminta masyarakat untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayainya.
"Dilihat yang benar. Tolong diteliti apa yang dituduhkan orang itu benar video saya apa bukan," pintanya.
Baca Juga: Kehilangan Banyak Barang Berharga, Uya Kuya Fokus Selamatkan Belasan Kucingnya
Berbeda dari Eko Patrio, Uya Kuya memang tidak merespons kritik aksi jogetnya usai rapat di Gedung DPR RI dengan cara yang menyakiti rakyat.
Uya bahkan sempat beberapa kali menyampaikan permintaan maaf kalau tindakannya dianggap menyinggung.
Sayang di media sosial, banyak yang mengemas ulang konten lama Uya saat berjoget, dengan ditambahkan narasi seakan-akan mencibir kritikan rakyat soal tunjangan ramah Rp50 juta per bulan.
Dari situ, Uya akhirnya ikut jadi sasaran kemarahan rakyat bersama artis lain seperti Eko dan Nafa Urbach, yang memang merespons kritik dengan cara kurang patut sebagai pejabat publik.