Suara.com - Setelah The Dark Tower yang tayang pukul 21.00 WIB, Trans TV Rabu (10/9/2025) malam ini berlanjut akan memutar film menarik lainnya dan kali ini berjudul The Darkest Hour.
Film garapan sutradara Chris Gorak ini bertema alien dan dibintangi Emile Hirsch, Olivia Thirlby, Max Minghella, dan Joel Kinnaman.
Berikut kami sajikan sinpsis film The Darkest Hour yang dirilis pada 2017 lalu.
The Darkest Hour membawa penonton ke Moskow yang diselimuti kegelapan, di mana sekelompok anak muda harus berjuang untuk bertahan hidup dari invasi alien yang tak terlihat namun mematikan.
Dengan jajaran pemain muda berbakat seperti Emile Hirsch, Olivia Thirlby, Max Minghella, dan Joel Kinnaman, The Darkest Hour mencoba menghadirkan ketegangan dan kengerian melalui ancaman yang tidak bisa dilihat.
![Film The Darkest Hour akan tayang Rabu (10/9/2025) malam ini pukul 23.00 WIB di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/10/32461-film-the-darkest-hour.jpg)
Sinopsis: Terjebak di Moskow Saat Dunia Berakhir
Kisah The Darkest Hour dimulai dengan dua pengusaha muda Amerika, Sean (Emile Hirsch) dan Ben (Max Minghella), yang melakukan perjalanan ke Moskow untuk meluncurkan sebuah aplikasi baru.
Rencana mereka berantakan ketika mitra bisnis mereka mencuri ide tersebut.
Di tengah kekecewaan, mereka bertemu dengan dua turis Amerika lainnya, Natalie (Olivia Thirlby) dan Anne (Rachael Taylor), di sebuah klub malam.
Baca Juga: Belum Tergeser, 5 Fakta Ini Bikin Film Tabayyun Kokoh di Puncak Netflix Indonesia
Namun, malam yang seharusnya menjadi pelarian biasa berubah menjadi mimpi buruk global.
Tiba-tiba, lampu-lampu di seluruh kota padam, dan langit dipenuhi dengan fenomena aneh.
![Film The Darkest Hour akan tayang Rabu (10/9/2025) malam ini pukul 23.00 WIB di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/10/64225-film-the-darkest-hour.jpg)
Dari langit, makhluk-makhluk bercahaya yang tidak terlihat mulai berjatuhan, menyerang siapa saja yang mereka temui.
Makhluk-makhluk ini adalah alien energi yang tidak terlihat oleh mata telanjang, tetapi kehadiran mereka ditandai oleh distorsi listrik dan kehancuran yang mereka tinggalkan.
Siapa pun yang disentuh oleh mereka akan hancur menjadi abu, meninggalkan pakaian kosong.
Sean, Ben, Natalie, dan Anne berhasil berlindung di sebuah ruang bawah tanah, di mana mereka bertemu dengan seorang pria Swedia bernama Skyler (Joel Kinnaman).
Bersama-sama, mereka menyadari bahwa invasi telah melumpuhkan sebagian besar peradaban, dan mereka adalah salah satu dari sedikit yang selamat.
Tujuan utama mereka adalah mencari cara untuk melarikan diri dari Moskow yang kini menjadi medan perang mematikan, sambil mencari tahu kelemahan para penyerang tak kasat mata ini.
Mereka harus belajar untuk mendeteksi keberadaan alien melalui gangguan listrik dan suara, serta mencari cara untuk melawan ancaman yang hampir tidak mungkin dilawan.
Performa Aktor: Wajah-Wajah Familiar dalam Situasi Ekstrem
Emile Hirsch sebagai Sean dan Max Minghella sebagai Ben menghadirkan dinamika persahabatan yang tegang di tengah krisis.
Sean digambarkan sebagai sosok yang lebih pragmatis dan berani, sementara Ben lebih berhati-hati.
Olivia Thirlby sebagai Natalie dan Rachael Taylor sebagai Anne melengkapi kelompok ini, menampilkan ketakutan dan tekad untuk bertahan hidup.
Joel Kinnaman, meskipun dengan peran yang lebih kecil sebagai Skyler, memberikan sentuhan kekerasan dan pengalaman bertahan hidup yang penting bagi kelompok.
Para aktor ini berhasil menyampaikan kepanikan dan keputusasaan karakter mereka, meskipun beberapa kritikus merasa pengembangan karakter secara keseluruhan kurang mendalam.
Tantangan dan Resepsi Kritis: Sebuah Konsep yang Belum Sepenuhnya Terwujud
Konsep alien tak terlihat yang menyerang bumi adalah ide yang menarik dan berpotensi menakutkan, dan The Darkest Hour mencoba memanfaatkannya.
Film ini menggunakan efek visual yang inovatif untuk menggambarkan kehadiran alien melalui gangguan listrik dan lingkungan yang terdistorsi, memberikan kesan ancaman yang konstan meskipun tidak terlihat.
Lokasi syuting di Moskow juga memberikan latar belakang yang unik dan atmosferik, jauh dari klise kota-kota Amerika yang sering menjadi sasaran invasi alien.
Namun, terlepas dari premis yang menjanjikan, The Darkest Hour menerima ulasan yang umumnya negatif dari para kritikus.
Banyak yang menyoroti kurangnya pengembangan karakter, plot yang terasa lambat di beberapa bagian, dan ketegangan yang tidak selalu konsisten.
Beberapa kritikus merasa bahwa meskipun ide alien tak terlihat itu cerdas, eksekusinya kurang berhasil dalam menciptakan rasa takut yang mendalam.
Film ini juga dikritik karena dialognya yang terkadang klise dan kurangnya kedalaman emosional yang bisa membuat penonton benar-benar peduli dengan nasib para karakter.
Kesimpulan: Upaya yang Berani dengan Hasil Campur Aduk
The Darkest Hour adalah film yang mencoba menghadirkan sentuhan segar pada genre invasi alien, dengan fokus pada ancaman yang tidak terlihat dan perjuangan bertahan hidup yang brutal.
Meskipun memiliki ide-ide menarik dan visual yang inovatif untuk menggambarkan musuh tak kasat mata, film ini berjuang untuk sepenuhnya mewujudkan potensinya.
Bagi penggemar fiksi ilmiah yang mencari premis unik dan latar belakang yang berbeda, film ini mungkin menawarkan beberapa momen ketegangan.
Namun, bagi mereka yang mencari narasi yang lebih kuat dan pengembangan karakter yang mendalam, The Darkest Hour mungkin terasa seperti upaya yang berani namun belum sepenuhnya matang.