Namun, kariernya tak hanya terbatas pada layar perak. Rahayu Saraswati juga aktif sebagai seorang aktivis, khususnya dalam isu-isu perdagangan manusia dan perlindungan perempuan serta anak.
Dia mendirikan dan memimpin organisasi non-profit seperti Parfi (Perkumpulan Artis Film Indonesia) dan Yayasan Indonesia Mengajar.
Semangatnya untuk memperjuangkan hak-hak kemanusiaan menjadi benih awal dari ketertarikannya pada dunia politik, yang memberinya platform lebih luas untuk menyuarakan perubahan.
Kemudian pada 2014, Sara membuat keputusan yang mengejutkan banyak pihak.
Dia memutuskan untuk beralih jalur dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Bergabung dengan Partai Gerindra, dia berhasil melenggang ke Senayan sebagai wakil dari Dapil Jawa Tengah IV, yang meliputi Kabupaten Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
Di parlemen, dia duduk di Komisi VIII yang membidangi urusan sosial, perempuan dan anak, serta keagamaan.
Posisi ini sangat relevan dengan latar belakangnya sebagai aktivis yang peduli terhadap isu-isu sosial.
![Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang juga anggota DPR RI, Rahayu Saraswati. Ia mengemukakan keberadaan rumah bordil di IKN untuk melayani pekerja. [Suara.com/Lilis]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/31/68708-ketua-umum-jaringan-nasional-anti-tppo-rahayu-saraswati.jpg)
Selama menjabat, Rahayu Saraswati dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu penting.
Salah satu fokusnya adalah mengadvokasi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), yang kini dikenal sebagai Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
Baca Juga: Profil Rahayu Saraswati, Mantan Artis Sekaligus Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR
Dia juga aktif dalam mengampanyekan pentingnya pendidikan politik bagi generasi muda dan mengajak mereka untuk lebih peduli terhadap masa depan bangsa.
Perjalanan politiknya tak berhenti di situ. Pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020, dia maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi calon wali kota Muhammad.
Meskipun tidak berhasil memenangkan kontestasi, pengalaman ini semakin memperkuat posisinya sebagai politisi yang berani mengambil risiko dan tidak takut mencoba hal baru.
Gagal nyalon wakil wali kota, Sara justru dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020–2025.
Kemudiann pada Pemilu 2024, dia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari dapil DKI Jakarta 3.
Pengunduran diri Sara ini memicu komentar jika dirinya akan menjabat posisi lain yang lebih strategis.