- Gaya bicara lugas Menkeu Purbaya dinilai kontroversial tapi segar oleh Tantowi Yahya.
- Tantowi melihat pendekatan “bahasa pasar” Purbaya lebih relevan dengan kondisi ekonomi riil.
- Ia mengajak publik beri waktu Purbaya membuktikan kinerja sebelum menghakimi.
Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sontak menjadi sorotan publik sejak hari pertama menjabat.
Gaya komunikasinya yang ceplas-ceplos dan dinilai arogan oleh sebagian kalangan justru mendapatkan pembelaan dari artis sekaligus politisi senior, Tantowi Yahya.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru itu melihat ada sebuah optimisme di balik gaya "koboi" sang nakhoda baru Kementerian Keuangan.
Melalui sebuah tulisan panjang di akun Instagram pribadinya, Kamis, 11 September 2025, Tantowi Yahya mengurai pandangannya.
Ia menyebut, memang belum pernah terjadi sebelumnya seorang menteri sudah diminta untuk mundur dari jabatannya, bahkan sebelum 24 jam bekerja.
"Itu bukan karena kinerjanya, tapi karena ucapan dan gaya bicaranya. Purbaya sebagai Menkeu baru habis dirujak publik," tulis Tantowi.
Lelaki 64 tahun lantas menyoroti rapat kerja perdana Purbaya dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu, 10 September 2025, yang menurutnya semakin mempertegas karakter asli sang menteri.
"Purbaya kembali bicara apa adanya, tanpa basa basi dan rasa takut," ungkapnya.
Menurut pengamatan Tantowi, gaya bicara Purbaya yang lugas bahkan sampai membuat para pejabat eselon I yang mendampinginya terlihat tidak nyaman.
Baca Juga: APBN 2026 Dikaji Ulang, Indonesia Upayakan Penurunan Tarif AS
"Bahkan barangkali ada yang dongkol dengan pilihan Presiden ini," kelakar Tantowi.
![Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Kamis (11/9/2025) mengatakan akan mentransfer Rp 200 triliun ke 6 bank Himbara pada Jumat besok. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/11/73808-menteri-keuangan-purbaya-yudhi-sadewa.jpg)
Namun bagi Tantowi, apa yang ditampilkan oleh Purbaya adalah sebuah gaya komunikasi baru yang segar.
"Untuk portofolio yang teramat penting di tengah kondisi Indonesia sekarang ini, Purbaya tidak bicara seperti seorang akademisi atau ekonom. Dia bicara bahasa pasar, tempat dia dibesarkan," nilainya.
Tantowi berpendapat bahwa pendekatan "bahasa pasar" inilah yang justru menjadi prioritas saat ini, di mana angka-angka statistik ekonomi terkadang tidak sejalan dengan realitas di lapangan.
"Sepertinya memang pasar lah yang harus dijadikan prioritas sekarang ini. Angka-angka ekonomi dan statistik bisa jadi mengembirakan, tapi kondisi pasar bicara sebaliknya," jelasnya.
Lebih jauh, ia juga melihat Purbaya sebagai sosok yang bicara tanpa beban karena mengemban amanah langsung dari rakyat.
"Jadi menteri bukanlah sesuatu yang dia perjuangkan dengan menyikut kanan kiri, jilat sana sini," tulis Tantowi.
Di akhir tulisannya, Tantowi mengajak publik untuk memberikan kesempatan kepada Purbaya untuk membuktikan kinerjanya.
"Memperhatikan ucapan dan tekadnya selama dua hari ini, bisa jadi, Insya Allah, dia yang akan menyelamatkan ekonomi kita yang terus terpuruk. Kita kaya tapi miskin," katanya.
Ia meyakini, waktu yang kelak akan menjawab apakah pilihan Presiden menunjuk Purbaya sebagai Menteri Keuangan adalah sebuah keputusan yang tepat.
"Kita kasih dia kesempatan bekerja. Waktu akan membuktikan apakah Presiden memilih orang yang benar, atau sebaliknya," tutup Tantowi.