Suara.com - Trans TV pukul 21.00 WIB malam ini akan menayangkan film Robin Hood versi terbaru yang diperankan Taron Egerton.
Film yang dirilis pada 2018 dan mendapat banyak kritikan, meski ada beberapa pujian karena beberapa alasan.
Sebelum menonton filmnya, mari simak sinopsis film Robin Hood yang disutradarai Otto Bathurst.
Film Robin Hood ini menampilkan Taron Egerton sebagai sang pahlawan ikonik, didukung oleh Jamie Foxx sebagai Little John, Eve Hewson sebagai Maid Marian, dan Ben Mendelsohn sebagai Sheriff of Nottingham yang kejam.
Meskipun mencoba menawarkan perspektif baru, film ini memicu beragam reaksi dari kritikus dan penonton.
![Film Robin Hood yang dibintangi Taron Egerton dan Jamie Foxx akan tayang Jumat (12/9/2025) malam ini pukul 21.00 WIB di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/12/11422-film-robin-hood-2018.jpg)
Sinopsis: Lahirnya Sang Penjahat Baik Hati
Kisah dimulai dengan Robin of Loxley (Taron Egerton), seorang bangsawan muda yang dipaksa untuk bertugas dalam Perang Salib Ketiga di Arabia.
Ia meninggalkan kekasihnya, Marian (Eve Hewson), di Nottingham.
Selama di medan perang, Robin menyaksikan kekejaman perang dan berusaha menyelamatkan seorang tawanan Moor bernama Yahya, yang kemudian dikenal sebagai John (Jamie Foxx).
Baca Juga: Sinopsis Film Abadi Nan Jaya, Film Zombie Pertama Indonesia Siap Tayang di Netflix
Tindakannya ini membuatnya diberhentikan secara tidak hormat dan dikirim kembali ke Inggris.
Sekembalinya ke Nottingham, Robin menemukan bahwa ia telah dinyatakan meninggal, tanah miliknya disita, dan Marian kini menjalin hubungan dengan Will Tillman (Jamie Dornan).
![Film Robin Hood yang dibintangi Taron Egerton dan Jamie Foxx akan tayang Jumat (12/9/2025) malam ini pukul 21.00 WIB di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/12/79793-film-robin-hood-2018.jpg)
Kota Nottingham sendiri berada di bawah cengkeraman Sheriff of Nottingham (Ben Mendelsohn) yang korup, yang memeras rakyat dengan pajak perang yang memberatkan.
Dipenuhi amarah dan keinginan untuk membalas dendam, Robin bersekutu dengan John.
John, yang kehilangan putranya di tangan tentara salib, melatih Robin untuk menjadi pemanah yang lebih terampil dan ahli dalam taktik pertempuran gerilya.
Bersama-sama, mereka melancarkan pemberontakan audacius melawan mahkota Inggris yang korup, mencuri dari orang kaya untuk diberikan kepada orang miskin, dengan tujuan menggulingkan Sheriff dan Gereja yang menindas.
Gaya Anarkronistik dan Penuh Aksi
Salah satu aspek paling mencolok dari Robin Hood adalah pendekatannya yang anarkronistik secara kreatif.
Film ini sengaja mengabaikan akurasi sejarah demi gaya visual yang cepat, muda, dan terinspirasi genre superhero.
Busur digunakan seperti senapan serbu, baju zirah terlihat seperti seragam militer modern, dan balista panah yang dipasang dapat menembakkan baut secepat senapan mesin era Perang Dunia II.
Kostum juga seringkali terlihat modern dan tidak pada tempatnya, seperti jaket kulit bomber Robin atau mantel futuristik Sheriff.
Adegan aksi dalam film ini dipuji oleh beberapa pihak karena intensitas dan koreografinya yang mengesankan, dengan urutan pembuka di Perang Salib yang digambarkan dahsyat.
Film ini juga mencoba menyisipkan komentar subversif tentang perang dan kekuasaan, meskipun beberapa kritikus merasa eksekusinya kurang tepat.
Penampilan Para Bintang
Taron Egerton, yang dikenal dari Kingsman, menghadirkan Robin Hood sebagai karakter yang karismatik, energik, dan memiliki perpaduan antara James Bond, Green Arrow, dan Batman.
Jamie Foxx sebagai Little John juga menerima pujian, memberikan penampilan yang kuat sebagai mentor dan sekutu Robin.
Namun, beberapa kritikus merasa chemistry antara Robin dan Marian kurang menonjol, dengan fokus yang lebih kuat pada dinamika antara Robin dan John.
Eve Hewson sebagai Marian dan Ben Mendelsohn sebagai Sheriff of Nottingham melengkapi jajaran pemeran utama, meskipun peran Mendelsohn sebagai penjahat dianggap lemah oleh beberapa ulasan.
Penerimaan Kritis dan Warisan
Secara keseluruhan, Robin Hood menerima ulasan yang beragam, dengan banyak kritikus menyoroti naskah yang lemah, dialog yang canggung, dan plot yang berlubang.
Meskipun demikian, beberapa penonton menghargai film ini karena adegan aksinya yang menghibur dan upaya untuk memberikan sentuhan segar pada kisah klasik.
Film ini bahkan disiapkan untuk sekuel, meskipun kemungkinan itu tampak kecil mengingat kinerja box office yang mengecewakan.
Terlepas dari kekurangannya, Robin Hood tetap menjadi bagian menarik dari evolusi kisah legendaris ini, sebuah upaya berani untuk membawa pahlawan Sherwood Forest ke era modern dengan ledakan aksi dan gaya yang tidak konvensional.