Infografis
-
Putri Zaskia Adya Mecca, Kala, trauma berat usai melihat pemukulan.
-
Akibatnya, Kala sempat menolak sekolah dan menangis jika melewati lokasi kejadian.
-
Keluarga berharap proses hukum pelaku dapat memberi efek jera.
Suara.com - Insiden pemukulan yang dialami karyawan Zaskia Adya Mecca, Faisal oleh oknum TNI meninggalkan luka mendalam tidak hanya bagi dirinya.
Kala Madali, putri kedua Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo, ikut mengalami trauma berat setelah menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Sang paman, Haykal Kamil, mengungkapkan kondisi psikologis keponakannya yang baru berusia 12 tahun itu.
Meskipun secara hukum Kala berstatus sebagai saksi, Haykal menegaskan bahwa dari sudut pandang psikologis, sang keponakan tetap dianggap korban.
"Di mata hukum mungkin Kala menjadi seorang saksi, tapi kalau di mata psikologi dia adalah korban gitu, korban dari sebuah tindak kekerasan," ungkapnya di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Senin, 29 September 2025.
Trauma yang dialami seorang saksi kekerasan, menurutnya, bisa sama parahnya dengan korban yang mengalami kekerasan fisik.
"Karena trauma yang dia rasakan itu bisa sama dengan trauma yang dirasakan sama orang yang terkena pukulan secara fisik gitu. Apalagi kan Kala di bawah umur ya, 12 tahun gitu," lanjut Haykal.
Kondisi Kala pun begitu memprihatinkan, karena ia sempat menolak untuk pergi ke sekolah selama beberapa hari.
"Kala itu sampai nggak mau sekolah beberapa hari," beber Haykal.
Baca Juga: Komandan dan Jenderal Sampai Minta Maaf, Zaskia Adya Mecca Sentil Oknum TNI yang Pukul Karyawannya
Rasa takut membayangi Kala, terutama saat harus melewati lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
Setiap kali melintas di area tersebut, Kala tak kuasa menahan tangisnya. "Karena takut, setiap lewat situ dia nangis," papar Haykal.
Kejadian ini membuat keluarga merasa prihatin atas rasa aman anak-anak di ruang publik.
Kini, Zaskia Adya Mecca beserta keluarga tinggal berharap proses hukum terhadap pelaku dapat menciptakan efek jera, agar tidak ada lagi anak yang merasakan ketakutan di jalanan.
"Tujuannya sih sebenarnya purely pengin buat ada efek jera sih," pungkas Haykal.
