Infografis
- Mantan karyawan Ashanty, Ayu Chairun Nurisa mengaku dibawah tekanan ketika diminta mengakui menggelapkan uang Rp2 miliar.
- Ayu juga mengaku tak tahu hitung-hitungan jelasnya hingga dia dianggap menggelapkan uang hingga Rp2 miliar.
- Ayu mengakui uang perusahaan sempat masuk ke rekeningnya. Namun menurutnya, hal itu untuk kebutuhan gaji karyawan dan biaya operasional.
Suara.com - Perseteruan antara Ashanty dengan mantan karyawannya, Ayu Chairun Nurisa, terus bergulir dan makin memanas.
Di tengah tudingan perampasan aset yang dilayangkannya, Ayu kini buka suara soal asal-usul angka Rp2 miliar yang kekinian muncul dari pihak istri Anang Hermansyah.
Sebagai awalan, konflik ini bermula dari dugaan penggelapan dana perusahaan yang dilakukan Ayu Chairun Nurisa.
Pihak Ashanty mengklaim kerugian yang mereka alami mencapai angka fantastis yakni Rp2 miliar.
![Ayu Chairun Nurisa, mantan karyawan Ashanty (berhijab dan kacamata) menggelar jumpa pers dan didampingi pengacaranya terkait kasusnya dengan istri Anang Hermansyah itu di kawasan Kukusan, Depok pada Senin, 6 Oktober 2025. [Rena Pangesti/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/06/58924-eks-karyawan-ashanty-ayu-chairun-nurisa.jpg)
Namun, Ayu Chairun Nurisa mengaku bingung dan tidak pernah tahu secara rinci bagaimana perhitungan angka tersebut bisa muncul.
Menurutnya, pihak Ashanty melakukan kalkulasi sendiri tanpa memberikan data yang transparan. Hal ini menjadi dasar kejanggalan yang ia rasakan.
"Sebelumnya kan memang mereka menghitung, mengkalkulasi. Cuma enggak tahu hitungannya gimana," kata Ayu Chairun Nurisa dalam konferensi pers di kawasan Kukusan, Depok pada Senin, 6 Oktober 2025.
"Itu katanya aku ada memakai uang perusahaan sampai Rp2 miliar. Cuma hitungannya aku enggak tahu," ujar Ayu menyambung.
Ayu menjelaskan, selama bekerja memang ada uang perusahaan yang masuk ke rekening pribadinya.
Baca Juga: Dapat Ujian Bertubi-tubi, Ashanty Terharu Dapat Antrian Haji 2026: Ternyata Ini Hadiahnya
Namun, Ayu menegaskan bahwa dana tersebut dialokasikan untuk pembayaran gaji dan biaya operasional.
Puncak dari masalah ini, menurut Ayu, adalah saat ia diminta menandatangani sebuah surat pernyataan.
Dalam surat itu, ia diharuskan mengakui telah menggelapkan dana perusahaan sebesar Rp2 miliar.
"Di situ aku disuruh tanda tangan, bahwa aku ini menggelapkan uang perusahaan Rp2 miliar, hitungannya juga aku enggak tahu dari mana," ucap Ayu.
Tidak hanya itu, dalam surat pernyataan tersebut juga tercantum skema pembayaran yang sangat berat.
"Pembayarannya di satu minggu pertama, di satu minggu pertama setelah tanda tangan, itu Rp1 miliar pertama, terus Rp1 miliar berikutnya itu di satu bulan kemudian," imbuhnya.
