Suara.com - Media sosial belakangan ini diramaikan oleh perseteruan sengit antara dua orang yang kemudian dikenal sebagai Yai Mim dan Sahara.
Awalnya hanya cekcok biasa antarwarga, namun masalah ini membesar dan menjadi polemik nasional setelah video pertengkaran mereka viral.
Menariknya, di awal kasus ini, Yai Mim sempat dianggap sebagai pihak yang salah. Namun, seiring berjalannya waktu dan munculnya fakta-fakta baru, dukungan netizen berbalik.
Banyak yang mulai mendukung Yai Mim—seorang mantan dosen—dan menuding Sahara justru mencoba menyudutkan dirinya melalui framing tertentu.
Sosok yang memiliki nama lengkap Muhammad Imam Muslimin dan akrab disapa Yai Mim ini adalah seorang pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, pada 11 Maret 1966. Latar belakangnya sebagai akademisi dan kiai membuat kasusnya semakin menarik perhatian.
Berikut adalah 5 fakta utama mengenai sosok Yai Mim yang kasusnya viral ini:
1. Latar Belakang Pendidikan
Yai Mim memiliki riwayat pendidikan yang sangat mengesankan di Jawa Timur. Setelah menempuh pendidikan dasar di MI Al Qodiriyah dan MTs Ma’arif Bakung, ia mendalami ilmu agama di Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi.
Di tingkat perguruan tinggi, Ia adalah lulusan IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1991. Studi S2 diselesaikannya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun 2000.
Baca Juga: Diantar Denny Sumargo, Ini 5 Momen Penting Pertemuan Nadya Almira dan Korban Kecelakaannya
Iabahkan melanjutkan hingga jenjang doktoral di UIN Sunan Ampel dan UIN Malang, yang selesai pada tahun 2012.
2. Akademisi
Yai Mim adalah seorang akademisi dengan reputasi tinggi. Ia adalah mantan dosen senior di Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, di mana Ia telah mengajar sejak diangkat sebagai dosen luar biasa IAIN Malang pada 1998.
Selain karier akademiknya, Ia juga dikenal sebagai kiai. Yai Mim merupakan pendiri sekaligus pengasuh dua pondok pesantren di Jawa Timur: Pondok Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shafa dan Bayt Al Qur’an Nurus Shafa.
Karena reputasinya ini, banyak murid dan pengikutnya yang langsung memberikan dukungan penuh ketika kasusnya mencuat ke publik.
3. Mundur dari UIN Malang Demi Menjaga Nama Baik Institusi